Derita Anak-anak di Gaza Kesulitan Dapat Makanan dan Air Bersih
JAKARTA - Pengeboman di Gaza yang sudah berlangsung selama hampir tiga pekan telah menyebabkan penderitaan yang mengerikan bagi anak-anak, terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makanan dan air.
Ketika berbicara kepada Anadolu, Abdul Latif Baker, 10 tahun, mengungkapkan perjuangannya sehari-hari untuk bertahan hidup.
Dirinaya harus berusaha keras untuk bisa makan, dan terpaksa memanggang rotinya sendiri di atas api di luar karena pendudukan Israel telah menghancurkan toko-toko roti dan rumah-rumah mereka.
“Kami hampir tidak bisa mendapatkan air, dan air ini biasanya tidak bisa diminum," katanya dilansir ANTARA, Kamis, 26 Oktober.
“Kami keluar mencari karton dan kayu bakar untuk menyalakan api dan membuat roti,” kata Majd Al-Hessi, yang berusia 12 tahun.
Majd berharap agar perang segera berakhir.
“Saya tidak ingin kehilangan keluarga atau teman-teman saya.”
Baca juga:
- PPP: Sandiaga Ketua Dewan Pakar TPN Bukti Dukungan All Out untuk Ganjar-Mahfud
- Gibran Jadi Cawapres Prabowo, Ketua PDIP Basarah Bicara Etika Politik: Harusnya Mengundurkan Diri
- Kapuspen Soal Insiden di Markas Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon: Roket Flare Bukan Mortir
- Survei Indikator: Kejagung Lembaga Penegak Hukum Paling Dipercaya Publik
Sementara itu, Mohammad Baker, 16 tahun, mengungkapkan bahwa dia ingin menjadi dokter atau insinyur suatu hari nanti. Dia juga mengatakan sangat ingin merasakan kebebasan dan bisa melihat tanah airnya merdeka.
Hampir 7.200 orang tewas dalam perang Israel-Hamas, termasuk sedikitnya 5.791 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza sudah mulai kehabisan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar, sedangkan konvoi bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza masih jauh dari mencukupi.