Mengeruk Suara Generasi Z dan Milenial Lewat Gibran Rakabuming Raka

JAKARTA – Terpilihnya Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto diprediksi bakal menggembosi suara pasangan dari PDIP Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Koalisi Indonesia Maju (KIM) akhirnya resmi mengumumkan Gibran sebagai Cawapres di kediaman Prabowo di Kertanegara, Minggu (22/10/2023) malam, meski tanpa dihadiri putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menerima berkas pendaftaran pencalonan dari pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Kantor KPU Pusat, Jakarta, Rabu (25/10/2023). (Antara/Sigid Kurniawan/aww)

Deklarasi Gibran sebagai Cawapres Prabowo terjadi setelah Partai Golkar mengumumkan dukungannya kepada Wali Kota Surakarta itu pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang digelar di Jakarta, 21 Oktober 2023.

Gibran sendiri akhirnya bisa maju pada Pilpres 2024 seusai Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan yang dimohon oleh Almas Tsaqibbirru perihal batas usia Capres dan Cawapres minimal 40 tahun atau pernah atau sedang menjabat kepala daerah.

Memecah Suara PDIP

Keputusan Prabowo menggandeng Gibran Rakabuming Raka bukan tanpa alasan. Padahal sebelum resmi memilih Gibran, sejumlah nama besar disebut didekati KIM, termasuk Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, sampai Ketua Umum Golkar Airlangga Hartato.

Prabowo dan Gibran akhirnya resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada hari terakhir pendaftaran, Rabu (25/10/2023). 

Deretan nama besar tersebut dikesampingkan karena Prabowo, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, menginginkan efek Jokowi, seperti diungkapkan Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Andriadi Achmad.

“Gibran ini identik dengan Jokowi. Prabowo menginginkan Jokowi’s effect, menginginkan pengaruh Jokowi karena saat pilpres nanti ia masih jadi presiden dan memiliki kuasa untuk mengendalikan,” tutur Andriadi kepada VOI.

Tak hanya memanfaatkan kekuasaan Jokowi, keberadaan Gibran juga diharapkan dapat memecah suara PDIP dan relawan Jokowi. Gibran memiliki peluang menggembosi suara partai berlambang banteng moncong putih itu. Itu belum termasuk loyalis Jokowi pada Pilpres di dua edisi sebelumnya, yang berpeluang menyeberang ke Prabowo-Gibran.

Gibran Rakabuming Raka bersama Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri usai menghadiri pelantikan Wali Kota Semarang pada 30 Januari 2023. (Dok. Humas Pemkot Surakarta)

Ini bahkan sudah terbukti ketika organisasi relawan pro Jokowi (Projo) mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo pada 14 Oktober 2023.

Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) periode 15-18 Oktober 2023, dukungan Presiden Jokowi berpotensi meningkatkan perolehan suara Prabowo dari 35,8 persen menjadi 39,2 persen. Sementara dukungan kepada Ganjar menurun dari 30,9 persen menjadi 25,4 persen.

“Sosok Gibran yang identik dengan Jokowi ini berpotensi memecah suara di Jawa Tengah, memecah suara PDIP, serta memecah suara relawannya,” Andriadi menambahkan.

“Meski tidak menyatakan secara gamblang karena statusnya sebagai presiden, tapi Jokowi pasti mendukung pasangan Prabowo-Gibran,” ujar pria asal Bengkulu ini.

Menarik Suara Anak Muda

Dalam pidatonya di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Rabu (25/10/2023), Gibran Rakabuming Raka bicara komitmennya untuk mengembangkan potensi generasi milenial, generasi Z hingga para santri. Gibran siap mendukung penuh generasi muda.

"Hal-hal yang terkait anak-anak muda, generasi milenial, generasi Z dan jangan lupa para santri pasti kita dukung penuh, kita butuh generasi muda yang handal, generasi muda yang tangguh, generasi muda yang memiliki komitmen kebangsaan, sekali lagi generasi milenial generasi z, dan jangan lupa santri," kata Gibran.

Anak muda, yang terdiri dari generasi milenial dan generasi Z, merupakan pemilih potensial pada pilpres mendatang.

Berdasarkan hasil rekapitulasi daftar pemilih tetap (DPT) Komisi Pemilihan Umum (KPU), mayoritas pemiliih Pemilu 2024 didominasi kelompok generasi Z dan milenial.

Sebanyak 66.622.389 atau 33,6 persen pemilih berasal dari generasi milenial. Sementara pemilih dari generasi Z sebanyak 46.800.161 pemilih atau 22,85 persen dari total DPT Pemilu 2024 yang mencapai 204.807.222 pemilih.

Prabowo Subianto  dan Gibran Rakabuming Raka menyapa wartawan sebelum menyerahkan syarat pencalonan menjadi presiden dan wakil presiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (25/10/2023). (Antara/Aprillio Akbar/aww)

Jika diakumulasi, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta atau 56,45 persen dari keseluruhan.

Dituturkan Karyono Wibowo selaku Direktur Eksekutif Indonesia Public Intitute (IPI), suara anak muda inilah yang coba dikeruk Prabowo melalui keberadaan Gibran di sisinya.

“Salah satu preferensi generasi Z dan milenial adalah adanya keterwakilan dari kaumnya. Dan, figur Gibran ini memiliki daya tarik bagi gen Z dan milenial,” ujar Karyono kepada VOI.

Senada, Andriadi juga mengatakan kans Prabowo mengeruk suara anak muda cukup besar berkat kehadiran Gibran.

“Meski dibalut polemik sangat besar di MK, namun masyarakat juga menginginkan pemimpin anak muda. Karena kapan lagi punya pemimpin muda? Di luar negeri juga sudah banyak pemimpin-pemimpin muda dan Gibran dinilai bisa mewakili anak muda,” ucap Andriadi.

Meski demikian, Karyono mengingatkan bahwa usia bukan satu-satunya alasan pemilih menjatuhkan pilihan pada Capres dan Cawapres.

Gibran, sebagai anak baru di dunia politik, harus mampu meyakinkan para pemilih melalui gagasan-gagasannya. Terlebih, masih banyak orang yang meragukan kemampuan Gibran yang baru dua tahun lebih memimpin Surakarta.

“Usia muda bukan satu-satunya pertimbangan dalam menentukan Capres atau Cawapres. Ada pertimbangan lain yang lebih penting yaitu kompetensi, pengalaman, kemampuan, personality, wibawa,” ujar Karyono menerangkan.

“Gibran juga harus bisa meyakinkan dan menjawab kebutuhan, karena kebutuhan gen Z dan milenial ini kan berbeda dari generasi boomer,” Karyono menyudahi.

Menurut Karyono, hal-hal penting yang menjadi kebutuhan gen Z dan milenial di antaranya akses pendidikan dan pekerjaan.