Film Nona Manis Sayange Pamerkan 4 Destinasi Indah di Labuan Bajo
JAKARTA - Film Nona Manis Sayange akan tayang di bioskop Indonesia pada 2 November. Film Nona Manis Sayange akan menyuguhkan keindahan alam Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, yang memukau. Film bergenre drama komedi ini disutradarai oleh Hestu Saputra dan dibintangi oleh Haico Van Der Veeken, Pangeran Lantang, Bhisma Mulia, dan Mathias Muchus.
Dalam film ini, Sika (Haico Van Der Veeken), seorang gadis Bajo, jatuh cinta pada Akram (Pangeran Lantang), seorang pemuda dari luar Labuan Bajo. Sika dan Akram harus menghadapi berbagai tantangan, termasuk perbedaan budaya dan adat istiadat.
Salah satu tantangan yang dihadapi Sika dan Akram adalah belis, yang merupakan mahar yang harus dibayarkan oleh keluarga laki-laki kepada keluarga perempuan dalam pernikahan adat Bajo. Belis ini dapat berupa uang, barang, atau jasa.
Kisah cinta Sika dan Akram ini berlatarkan keindahan alam Labuan Bajo, yang menjadi salah satu destinasi wisata super prioritas di Indonesia. Beberapa lokasi syuting yang digunakan dalam film ini antara lain:
Hotel Loccal Collection. Dikelilingi oleh pemandangan laut yang eksotis hotel ini beberapa waktu lalu viral. Bahkan, hotel ini dikatakan mirip dengan Santorini yang berada di Yunani.
Lokasi syuting lainnya adalah Bukit Padar, salah satu bukit tertinggi di Labuan Bajo yang menawarkan pemandangan spektakuler Teluk Komodo. Dari puncak bukit, dapat melihat laut yang biru dan hijaunya pepohonan disetiap pulau dikawasan ini. Tentunya, film Nona Manis Sayange merekam semua keindahan tersebut.
Destinasi indah Labuan Bajo lainnya yang diabadikan dalam film Nona Manis Sayange adalah Pink Beach. Terletak di Pulau Komodo, pantai ini memiliki keindahan yang eksotik. Selain menikmati indahnya pantai berpasir pink, disini juga dimanjakan dengan beragam jenis ikan, batu karang, dan biota laut lainnya, dengan cara snorkeling.
Baca juga:
Bagi yang penasaran dengan kapal asli khas Indonesia, film Nona Manis Sayange jugs menghadirkan Kapal Phinisi, kapal tradisional khas Indonesia yang digunakan untuk berlayar di perairan Labuan Bajo.
Produser film, Miranda Putri, mengatakan bahwa pihaknya ingin memperkenalkan keindahan alam Labuan Bajo ke dunia internasional melalui film ini. "Labuan Bajo memiliki keindahan alam yang luar biasa," kata Miranda. "Kami ingin berbagi keindahan ini dengan penonton di seluruh dunia."
Hal senada juga disampaikan oleh HaicoVan Der Veeken." Selama syuting, meskipun udaranya panas, namun kita selalu dimanjakan dengan pemandangan yang indah. Saya yakin, pemonton film Nona Manis Sayange jadi ingin ke Labuan Bajo setelah menontong film ini," terangnya.