Investor Asing Tetap Agresif Masuk ke Indonesia meski Keadaan Ekonomi dan Geopolitik Dunia Tak Menentu
JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatatkan realisasi investasi Indonesia dengan hasil yang positif hingga akhir September 2023.
Sebagai informasi, realisasi investasi hingga kuartal III-2023 telah mencapai 75,2 persen dari target presiden pada 2023 sebesar Rp1,400 triliun dan 95,7 persen dari target rencana strategis (renstra) Rp1,099 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan, pihaknya masih optimis untuk mengejar target yang di tetapkan oleh Presiden pada tahun ini sebesar Rp1,400 triliun.
Meski kondisi perekonomian global pada tahun ini dan depan masih bergejolak.
Bahlil menerangkan dengan kondisi geopolitik yang tak menentu akan sangat berdampak kepada perekonomian global serta iklim investasi di Indonesia.
"Dengan kondisi geopolitik yang tak menentu dan ekonomi yang masih belum pulih, ini pasti berdampak bagaimana pertumbuhan ekonomi global. Termasuk Indonesia khususnya tentang FDI," ujar Bahlil dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat, 20 Oktober.
Menurut Bahlil untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia investor asing tetap berinvestasi di Indonesia meski kondisi geopolitik dan Indonesia pada saat tahun politik.
"Ini mungkin dalam sejarah bangsa kita. Sekalipun kita sekarang dalam masuk tahun politik tapi global masih menaruh perhantian dan kepercayaan yang sangat luar biasa ditandai dengan realisasi investasi," ujarnya.
Baca juga:
- Bahlil Kesal dan Curiga Ada yang Nyusup ke Bacapres untuk Tak Lanjutkan Program Hilirisasi
- Realisasi Investasi Hiliriasi Tembus Rp266 Triliun hingga September 2023
- Investasi Asing Naik 16,2 Persen Capai Rp196,2 Triliun di Kuartal III-2023
- Bahlil Tegaskan Bakal Cabut Izin Usaha Pontjo Sutowo jika Tak Segera Kosongkan Hotel Sultan
Bahlil menyampaikan, pendapat dari sejumlah pihak yang menyebut investor akan cenderung wait and see pada saat tahun politik itu salah, lantaran saat ini justru investor lebih agresif dalam menanamkan modalnya di Indonesia.
"Jadi kalau ada yang orang mengatakan di tahun politik terjadi wait and see itu biasa, tapi ini yang terjadi bukan wait and see tapi mereka malah agresif untuk bagaimana merealisasikan investasi yang telah mereka komitmenkan," ujarnya.
Bahlil menambahkan terjaganya pertumbuhan realisasi investasi nasional tidak terlepas dari stabilitas perekonomian dalam negeri.
Hal ini terefleksikan dari realisasi investasi asing di Indonesia.