Kemenperin Pastikan Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Rampung Tahun Ini, Bisa Suplai di 2024

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut, saat ini Indonesia sudah memiliki sedikitnya dua pabrik kendaraan listrik, yakni PT HLI Green Power dan PT International Chemical Industry (ABC).

Kehadiran keduanya sebagai bukti komitmen Indonesia untuk mempercepat tercapainya netralitas karbon alias Net Zero Emision (NZE) pada 2060, khususnya di sektor kendaraan bermotor.

Plt Sekretaris Jenderal Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, salah satu dari pabrik kendaraan listrik tersebut akan beroperasi 2024.

"Pabrik baterai HLI Green Power direncanakan akan selesai dibangun pada 2023 dan bisa berproduksi komersial untuk menyuplai kebutuhan pabrik mobil listrik di 2024," kata Putu dalam keterangan tertulisnya yang diterima VOI, Kamis, 19 Oktober.

Melalui aktivitas produksi ini, nantinya HLI Green Power bisa menyuplai kebutuhan bagi sekitar 150.000-170.000 unit kendaraan listrik.

PT HLI Green Power sendiri merupakan perusahaan hasil kolaborasi antara Hyundai Grup dan LG untuk memproduksi sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebesar 10 GWh dan nilai investasi mencapai 1,1 Miliar dolar AS.

Sementara itu, PT ABC memiliki kapasitas produksi 100 MWh per tahun (setara 9 juta butir cell), dengan target total kapasitas produksi 256 MWh per tahun (setara 25 juta butir cell).

Putu menambahkan, hingga saat ini di Indonesia sudah ada lima perusahaan yang memproduksi bis listrik, dengan total kapasitas produksi sebesar 2.480 unit per tahun dan total investasi sebanyak Rp0,36 triliun.

Kemudian, ada tiga perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan total kapasitas produksi sebesar 34.000 unit per tahun dan total investasi Rp2,403 dan 48 perusahaan memproduksi sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 1,427 juta unit per tahun.

"Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin tumbuh, dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar. Hal ini juga didorong berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian usaha, penyusunan roadmap, dan pengoptimalan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," ungkapnya.

Dengan perkembangan positif pada tahapan transisi menuju era elektrifikasi ini, Putu meyakini bahwa target produksi motor listrik sebanyak 9 juta unit dan mobil serta bus listrik 600.000 unit di 2030 dapat tercapai.

"Sehingga diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) sebanyak 7,9 juta ton secara total," pungkasnya.