Cara Planet Ban Proses Limbah Ban Motor, Bikin Alat Pemecah Ombak untuk Lindungi Hunian Penduduk
JAKARTA - Potensi pencemaran lingkungan akibat limbah yang dihasilkan dari ban bekas tak layak pakai tentu akan terus ada, mengingat peredaran sepeda motor terus naik setiap tahunnya.
Menanggapi masalah di atas, Planet Ban selaku perusahaan yang fokus pada ekosistem pengendara sepeda motor di Indonesia, berkolaborasi dengan CarbonEthics sebuah organisasi yang memiliki visi untuk mengembalikan keseimbangan iklim.
Sebagai langkah awal, keduanya memproses lebih dari 500 limbah ban motor bekas, yang akan menjadi Alat Pemecah Ombak (APO). Alat tersebut membentang sepanjang 150 meter di sepanjang garis pantai Dusun Bungin, Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang.
Andi Harjoko, CEO Planet Ban, menjelaskan bahwa sejak didirikan, Planet Ban telah memiliki visi untuk menggunakan inovasi sebagai landasan utama dalam membangun bisnis yang berkelanjutan.
"Kami terus berupaya menjadi pemimpin dalam penyediaan produk dan layanan bagi pengendara roda dua, tak hanya mengurangi jumlah limbah ban tapi kolaborasi ini dapat mengendalikan abrasi dan melindungi pemukiman masyarakat dari gelombang laut," katanya, dalam keterangan resmi yang diterima VOI, Senin, 16 Oktober.
Sebelumnya, Planet Ban telah mendorong pelanggan untuk meninggalkan ban bekas saat membeli ban baru di toko mereka dalam mengurangi dampak negatif dari limbah. Ban bekas ini akan diolah ulang menjadi produk yang berguna melalui kerjasama dengan pihak ketiga.
Upaya pengelolaan limbah ban ini merupakan bagian dari implementasi prinsip 5i (Reduksi Emisi, Konversi, Konservasi, Proteksi dan Mediasi) yang diadopsi Planet Ban dalam menjalankan bisnis berkelanjutan.
Baca juga:
Agung Bimo Listyanu, CEO CarbonEthics, mengutarakan apresiasinya terhadap Planet Ban atas kontribusi dan dukungan yang diberikan terhadap upaya perbaikan kondisi pesisir di Indonesia.
“Masalah abrasi saat ini telah menjadi sangat serius bagi kelangsungan hidup masyarakat pesisir di sejumlah daerah di Indonesia. Dengan memanfaatkan limbah ban bekas dari Planet Ban, diperkirakan inisiatif ini berpotensi meningkatkan taraf hidup 5 persen dari populasi masyarakat Desa Tanjung Pakis yang terdampak abrasi pada 2026, yang dihitung dari potensi restorasi lahan hingga 10 hektar dan konservasi 40,000 pohon mangrove dari gelombang tinggi," ucapnya.
Keberhasilan kolaborasi antara Planet Ban dan CarbonEthics dalam mengolah limbah ban bekas menjadi alat pemecah ombak, akan menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dalam pengelolaan limbah dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
“Diharapkan bahwa solusi Planet Ban dapat memotivasi sektor lain untuk mengadopsi pendekatan kreatif dalam mengatasi masalah lingkungan dan menciptakan ekosistem berkelanjutan,” pungkas Agung.