Joint Statement Sidang P20 Tak Ada Isu Palestina, Cuma Bahas Dampak Perang di Ukraina

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keberatan karena dalam Joint Statement (pernyataan bersama) pada G20 Parliamentary Speaker's Summit atau P20 ke-9 di India, tidak disinggung mengenai isu perdamaian Palestina. Bersama sejumlah pimpinan parlemen negara lain, Puan menyampaikan keberatan.

Joint Statement sendiri merupakan kesimpulan dari berbagai sesi sidang pada P20 Summit yang merupakan forum parlemen negara-negara G20. Setelah beberapa hari sidang digelar, anggota-anggota P20 membuat kesimpulan mengenai isu-isu global yang menjadi bahasan selama sidang berlangsung.

Dari 29 point joint statement, salah satunya adalah mengenai isu perdamaian terkait konflik dan perang sejumlah negara. Pada joint statement, P20 menyoroti tentang penderitaan masyarakat negara yang berperang serta dampak buruk perang dan konflik bagi seluruh dunia.

Meski menyinggung mengenai dampak perang di Ukraina yang tengah berkonflik dengan Rusia, namun P20 tidak menyebut tentang isu kemerdekaan Palestina. Padahal eskalasi perang Israel-Palestina saat ini tengah meninggi. Setidaknya sudah ada 2.000 orang yang tewas dari kedua belah pihak akibat kondisi perang terakhir.

Sejumlah negara kemudian menggagas pengajuan joint reservation (keberatan bersama) karena tidak dimasukkannya persoalan konflik Israel-Palestina di kesimpulan P20 Summit. Indonesia yang dipimpin Puan ikut menandatangani pernyataan keberatan dengan harapan isu Palestina akan masuk pada joint statement Sidang P20.

"Reservasi ini dibuat bukan karena kami tidak menyetujui mengenai isu Ukraina, tapi karena tidak dimasukannya isu lain di dunia seperti persoalan Palestina sehingga seakan menjadi tidak seimbang," kata Puan.

Beberapa negara lain yang juga meneken pernyataan keberatan itu adalah Turki, China, Afrika Selatan dan Rusia. Berikut isi joint statement yang ditandatangani ketua parlemen negara-negara yang keberatan karena isu kemerdekaan Palestina tidak disinggung pada joint statement Sidang P20:

Kami yang bertanda tangan di bawah ini ingin menyampaikan keberatan kami mengenai paragraf 20 Pernyataan Bersama KTT Ketua Parlemen G20 (P20) ke-7 di New Delhi, India.

Paragraf ini tidak mencerminkan situasi saat ini di mana konflik dan perang sedang terjadi di banyak belahan dunia. Sangat disayangkan bahwa paragraf tersebut mengabaikan meningkatnya konflik di Palestina, sementara kita harus menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global, terutama mengingat konflik ini telah berdampak buruk pada banyak warga sipil, sebagian besar perempuan, anak-anak, dan petugas kesehatan; dan yang paling penting membawa dampak signifikan terhadap keamanan energi global.

Dalam poin ke-20 joint statement P20 Speaker's Summit ke-9 memang tidak ada butir yang menyatakan dukungan untuk perdamaian atas konflik Israel-Palestina. Di poin itu hanya dijelaskan tentang upaya dukungan perdamaian atas konflik Rusia-Ukrania.

Bunyi poin pada joint statement yang dipersoalkan itu adalah:

Kami sangat prihatin dengan besarnya penderitaan manusia dan dampak buruk perang dan konflik di seluruh dunia.

Mengenai perang di Ukraina, sambil mengingat kembali diskusi di Bali, kami menegaskan kembali posisi nasional kami dan resolusi yang diadopsi di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB (A/RES/ES-11/1 dan A/RES/ES-11/6) dan menggarisbawahi bahwa semua negara harus bertindak sesuai dengan Tujuan dan Prinsip Piagam PBB secara keseluruhan.

Sejalan dengan Piagam PBB, semua negara harus menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekerasan untuk mengupayakan akuisisi wilayah yang bertentangan dengan integritas dan kedaulatan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun. Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima.

“Kami berharap keberatan yang disampaikan Indonesia, Turki, China, Afrika Selatan dan Rusia dapat dipertimbangkan oleh forum P20 sehingga isu mengenai perdamaian di Palestina juga mendapatkan perhatian,” ungkap Puan.

Isu mengenai kemerdekaan Palestina juga turut dibahas oleh Puan saat ia melakukan bilateral meeting dengan Ketua Majelis Agung Nasional Turki Numan Kurtulmus. Pertemuan dua ketua parlemen tersebut digelar di sela-sela P20 Summit.

Di awal pertemuan, Puan mendukung upaya Turki untuk perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Saya mengapresiasi inisiatif Turkiye yang terus melakukan upaya diplomasi untuk meredakan konflik. Kita harus menghindari warga sipil menjadi korban dari perang dan konflik yang terjadi saat ini di Palestina,” tutur Puan.

Demi terciptanya perdamaian Israel-Palestina, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu menyuarakan agar aksi-aksi kekerasan segera dihentikan. Puan mengingatkan, sudah banyak korban berjatuhan akibat perang.

“Kekerasan hanya akan menimbulkan kekerasan berikutnya (cycle of violence) yang akhirnya menjadi korban adalah warga sipil,” ujar cucu Bung Karno tersebut.

Di hadapan Ketua Parlemen Turki, Puan juga mendorong pentingnya negara-negara dunia segera memberi bantuan kemanusiaan atau membuka koridor kemanusiaan. Ia pun mendorong dunia internasional memberi bantuan dalam upaya pembukaan blokade untuk penduduk di jalur Gaza.

"Perlu juga segera diselesaikan akar permasalahan di Palestina. Hal ini dapat dilakukan dengan merealisasikan terbentuknya negara Palestina yang merdeka, sesuai dengan parameter yang disepakati di PBB," sebut Puan.

Dengan dikeluarkannya joint statement, perhelatan P20 Speaker's Summit ke-9 di India resmi berakhir. Puan mengucapkan selamat atas kesuksesan India sebagai tuan rumah.

“Saya harus menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Parlemen India, atas keramahtamahannya, dan pengaturan acara yang sangat baik,” ucap mangen Menko PMK itu.

Puan juga menyampaikan harapan agar kesuksesan perhelatan Sidang P20 tahun ibu bisa terulang di P20 Speaker's Summit Ke-10 dengan Parlemen Brasil yang akan menjadi tuan rumah.

"Sembari menantikan pertemuan kembali pada tahun 2024 di bawah Presidensi G20 Brasil, kami menyampaikan harapan terbaik kami kepada Parlemen Brasil untuk KTT P20 ke-10," kata Puan.

Dalam forum multilateral ini, Puan hadir bersama Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon, Wakil Ketua BKSAP Gilang Dhielafararez, serta Anggota BKSAP Charles Honoris dan Irine Yosiana Roba Putri. Turut pula mendampingi Puan yakni Duta Besar Indonesia untuk India Ina Krisnamurthi dan Sekjen DPR RI Indra Iskandar.