OJK Tingkatkan Literasi Masyarakat melalui Keberadaan Galeri Investasi
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Surakarta berupaya meningkatkan literasi masyarakat pada pasar modal melalui keberadaan galeri investasi.
Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto di Solo, Jawa Tengah, Sabtu 14 Oktober mengatakan indeks literasi pasar modal masih lebih rendah jika dibandingkan dengan sektor jasa keuangan yang lain. Oleh karena itu, literasi pasar modal harus terus ditingkatkan.
OJK mencatat hingga saat ini literasi keuangan pada sektor pasar modal masih di kisaran 4,11 persen. Sedangkan untuk inklusi keuangan sebesar 5,19 persen.
"Oleh karena itu, kami mengimbau dan mengajak seluruh stakeholder OJK untuk bersama-sama meningkatkan kerja sama dan koordinasi untuk mendukung capaian target inklusi keuangan 2024," katanya, dikutip dari Antara.
Dalam hal ini, OJK bekerja sama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya meningkatkan pemahaman atau literasi masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan serta mendorong inklusi keuangan sektor pasar modal melalui peresmian lima galeri investasi di wilayah Solo Raya.
Lima galeri investasi tersebut yakni di Sekolah Tinggi Agama Islam Mulia Astuti (STAIMAS) Wonogiri, Universitas Aisyiyah Surakarta, Sekolah Menengah Keguruan (SMK) Negeri Jatipuro, Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Fintech Universitas Sebelas Maret (UNS).
Dengan penambahan tersebut, dikatakannya, total jumlah galeri investasi di wilayah Solo Raya menjadi sebanyak 30 galeri investasi.
Ia berharap penambahan galeri investasi yang diikuti dengan kegiatan seminar pasar modal dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat terhadap perkembangan dunia investasi pasar modal.
Baca juga:
"Selain itu juga dapat mendorong industri pasar modal yang lebih kuat dan lebih baik lagi khususnya di wilayah Solo Raya," katanya.
Ke depan, dikatakannya, OJK bersama dengan seluruh pemangku kepentingan akan terus berupaya meningkatkan sinergi dan kolaborasi melalui program penguatan literasi dan inklusi keuangan seperti program literasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).
"Selain itu, juga program Kampus Literasi dan Sekolah Pasar Modal (SPM) secara rutin untuk mendorong terwujudnya masyarakat Solo Raya yang melek keuangan pasar modal," katanya.