Dukung Pelestarian Hewan Terancam Punah, Maskapai Emirates Luncurkan Amenity Kit Baru
JAKARTA - Maskapai penerbangan Emirates meluncurkan amenity kit baru bertema satwa liar, untuk penumpang penerbangan jarak jauh kelas ekonomi premium dan ekonomi.
Amenity kit gratis ini, yang dirancang bekerja sama dengan United for Wildlife, menyoroti delapan spesies yang paling terancam punah, penyu, gajah Afrika, macaw biru, gorila, hiu martil, singa, badak hitam dan trenggiling, yang merupakan spesies yang paling banyak diperdagangkan di dunia.
Produk-produk dalam kit ini semuanya dapat digunakan kembali, terbuat dari kertas kraft yang dapat dicuci dengan karya seni yang dicetak dengan tinta berbahan dasar kedelai yang tidak beracun. Ada sikat gigi yang terbuat dari jerami gandum dan plastik, serta kaus kaki dan penutup mata yang terbuat dari plastik daur ulang.
David Fein, salah satu ketua United for Wildlife, yang didirikan pada tahun 2014 oleh Pangeran William dari Inggris dan The Royal Foundation untuk mengatasi perdagangan satwa liar ilegal mengatakan, maskapai penerbangan seperti Emirates memiliki peran penting dalam memerangi pemburu liar.
"Perdagangan satwa liar ilegal adalah kejahatan terorganisir internasional yang menyebabkan banyak spesies ikonik di seluruh dunia menuju kepunahan pada tingkat yang mengkhawatirkan," katanya, melansir The National News 11 Oktober.
“Maskapai penerbangan dan operator transportasi lainnya mempunyai peran besar dalam mengganggu rantai pasokan para penyelundup. Emirates secara konsisten menunjukkan kepemimpinan dan komitmen dalam mengatasi ancaman global ini," lanjutnya.
Emirates, yang merupakan anggota United for Wildlife Transport Taskforce mengatakan, pihaknya tidak menoleransi perdagangan ilegal hewan dan produk satwa liar.
Emirates SkyCargo, misalnya, melarang sepenuhnya perburuan piala gajah, badak, singa dan harimau. Karyawan kargo, serta awak kabin, layanan bandara dan tim keamanan Grup Emirates telah mengikuti pelatihan kesadaran satwa liar.
Juni lalu, maskapai penerbangan yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) ini memeroleh sertifikasi IATA Environment Assessment Stage One dan sertifikasi modul IEnvA Illegal Wildlife Trade.
IEnvA adalah sistem manajemen lingkungan komprehensif dan terkenal di dunia, mencakup praktik bertanggung jawab dalam penerbangan, mulai dari operasional penerbangan hingga aktivitas perusahaan.
"Selain inisiatif seperti program daur ulang loop tertutup kami baru-baru ini, serta demonstrasi penerbangan yang menggunakan 100 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan, kami berkomitmen untuk memperkuat sistem manajemen lingkungan dan untuk mendorong perubahan nyata baik dalam operasi kami maupun di seluruh industri," kata Sheikh Majid Al Mualla, wakil presiden senior urusan internasional Emirates, ketika itu.
Baca juga:
- Gaza Tidak akan Diberi Listrik, Air atau Bahan Bakar sampai Hamas Bebaskan Sandera Israel
- Belum Mau Bicarakan Pertukaran Sandera, Pejabat Senior Hamas: Kami akan Bahas Setelah Agresi Israel Berakhir
- IDF Perkirakan Hamas Tahan Para Sandera di Bawah Tanah
- Presiden Erdogan Sebut Eskalasi di Gaza Bukan Perang Tapi Pembunuhan Massal
Diketahui, sekitar 100 gajah diburu setiap hari, yang berarti mereka bisa punah di alam liar pada tahun 2025, menurut United for Wildlife. Selain itu, saat ini hanya terdapat 30.000 badak yang tersisa di dunia, dibandingkan dengan 500.000 ekor pada awal abad ke-20, tambah organisasi tersebut.