Menelusuri Kiprah Gilang Ramadhan di Kancah Musik Tradisional Indonesia

JAKARTA - Musisi senior sekaligus pemerhati musik tradisional Gilang Ramadhan dikenal sebagai salah satu musisi yang kerap memperkenalkan musik tradisional khas Indonesia selama puluhan tahun sebagai salah satu upaya pelestarian budaya Indonesia.

Saat ditemui dalam acara peluncuran laman AMI ETHNIC di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, Gilang Ramadhan mengatakan dia sudah menggemari musik tradisional sejak lama. Dia pun terjun langsung ke daerah-daerah di Indonesia untuk mengeksplorasi musik tradisional lebih dalam agar dapat memberikan nuansa musik baru bagi masyarakat.

“Saya mencoba ikut serta membantu ekosistem musik tradisional, istilahnya kita bisa masuk ke dalam modern manajemen (dari) hilir ke hulu,” kata Gilang Ramadhan, pria kelahiran 30 Mei 1963 itu, mengutip Antara.

Terbaru, Gilang membawa misi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menjaga dan melestarikan musik tradisional di Indonesia. Dia bertugas untuk mensosialisasikan Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) ke masyarakat sebagai bentuk komitmen pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam perlindungan musik tradisional Indonesia.

Gilang pun mendukung Kemendikbudristek dan Yayasan Anugerah Musik Indonesia (YAMI) yang baru saja meluncurkan laman AMI ETHNIC, yakni portal informasi yang menyajikan berbagai hal tentang alat musik tradisional di Indonesia. Dengan adanya laman itu, dia berharap musik tradisional semakin berjaya seiring dengan semakin sejahteranya para seniman dan perajin alat musik tradisional Indonesia.

“Saya ingin mempertahankan kebudayaan saya (Indonesia) supaya kita bisa lebih kuat lagi dalam konteks kebudayaan yang sudah kita pelajari,” kata suami dari pewara Shahnaz Haque itu.

Kini, selain mengemban tugas dari Kemendikbudristek, Gilang juga mengelola sejumlah studio musik miliknya “Gilang Ramadhan Studio Band” di beberapa kota di Indonesia. Studio musik menjadi salah satu jembatan bagi dia untuk mengajarkan musik seluas-luasnya kepada masyarakat.

Gilang, penyanyi Ivan Nestorman, pemain bas Adi Darmawan dan sejumlah musisi lainnya juga kerap tampil bersama dalam grup Komodo Project, sebuah proyek penampilan musik tradisional Indonesia. Melalui Komodo Project, Gilang bersama rekan-rekan musisinya ingin memperkenalkan musik tradisional autentik, sambil memadukannya dengan unsur modern.

Saat tampil dengan entitas Komodo Project, Gilang akan memperlihatkan kepiawaiannya memainkan drum yang telah dimodifikasi dengan tambahan bonang dari gamelan dan beberapa peranti dari alat musik tradisional lainnya. Ivan Nestorman akan memainkan sasando, alat musik tradisional dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Dia pun aktif berdiskusi bersama pemerhati musik dan dosen musik di Indonesia maupun luar negeri untuk mengetahui situasi terkini seputar perkembangan musik tradisional. Melalui diskusi, Gilang ingin memperkenalkan musik tradisional Indonesia sekaligus menambah wawasan seputar musik secara umum.

“Saya punya satu grup khusus yang isinya dosen-dosen musik, ada yang dari luar negeri. Kita sering diskusi di sana,” kata Gilang.