Tak Ingin Kebobolan Virus Ebola, Balai Veteriner Lampung Periksa Sampel Kelelawar Secara Berkala
LAMPUNG - Balai Veteriner Lampung tengah memeriksa beberapa sampel kelelawar secara berkala guna mengantisipasi masuknya virus Nipah di daerahnya.
"Virus Nipah ini merupakan salah satu penyakit zoonosis yang berasal dari kelelawar dan virus ini selevel dengan virus Ebola yang sangat berbahaya bagi manusia," ujar Kepala Balai Veteriner Lampung drh Hasan Abdullah Sanyata di Bandarlampung, Antara, Selasa, 10 Oktober.
Pemeriksaan sampel kelelawar dilakukan secara acak dan berkala.
"Beberapa waktu lalu sudah bekerjasama dengan Unila untuk menangkap kelelawar yang digunakan sebagai sampel pemeriksaan, sebab dalam menangkap kelelawar membutuhkan trik khusus," katanya.
Dia menjelaskan dari hasil pemeriksaan sampel kelelawar secara acak tersebut belum ditemukan adanya kasus positif terpapar Nipah di Lampung.
"Hasil pemeriksaan sampai saat ini semua negatif dari Nipah, kami terus meningkatkan kewaspadaan akan persebaran virus ini sebab ini (virus Nipah) banyak di bawa oleh kelelawar buah," ucapnya.
Menurut dia, patut untuk diwaspadai pula adanya migrasi kelelawar dari beberapa negara di sekitar seperti Malaysia. Sehingga sembilan balai veteriner yang ada di Indonesia terus bersiap mencegah masuknya virus Nipah.
"Langkah antisipasi yang dilakukan yakni dengan meningkatkan kewaspadaan dengan tetap bersiap sedia untuk melakukan pengujian sampel secara berkala dan acak untuk memantau perkembangan kesehatan kelelawar yang menjadi vektor pembawa virus Nipah," tambahnya.
Diketahui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan panduan bagi masyarakat untuk mencegah serta mengobati sakit akibat virus Nipah yang menular dari hewan ke manusia.
Virus Nipah termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai inang virus.
Langkah antisipasi yang dapat dilakukan di antaranya tidak mengonsumsi nira atau aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan cairan manis yang diperoleh dari batang tanaman, seperti tebu, sorgum, mapel, atau getah tandan bunga pada malam hari.
Lalu menghindari kontak dengan hewan ternak, seperti babi, kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Apabila harus melakukan kontak, maka harus menggunakan alat pelindung diri (APD) guna mencegah kontak langsung dengan organ tubuh.
Selain itu, konsumsi daging ternak secara matang, cuci dan kupas buah secara menyeluruh buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar.
Dan hewan yang terinfeksi virus Nipah tidak boleh dikonsumsi dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur, dan menjaga etika bersin.
Baca juga:
Jika mengalami gejala berkaitan dengan penyakit virus Nipah dan berinteraksi dengan hewan atau pasien yang terinfeksi, dapat langsung datang ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.