Jalur Kereta Api Pertama yang Menghubungkan Irak-Iran Ditargetkan Selesai 18 Bulan Mendatang

JAKARTA - Jika tidak ada hambatan, jalur kereta pertama yang menghubungkan antara Irak dengan tetangganya Iran akan selesai dalam jangka waktu 18 bulan mendatang.

Salah tujuan dari pembangunan jalur kereta ini suntuk memfasilitasi transportasi jutaan peziarah ke tempat-tempat suci Syiah di Irak, kata seorang pejabat senior Irak, dilansir dari Reuters 5 Oktober.

Jalur sepanjang sekitar 30 kilometer (18,64 mil) ini akan membentang antara Kota Basra di Irak selatan dan Kota Shalamja.

Peletakan batu pertama jalur kereta tersebut dilakukan Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia’ al-Sudani, dilansir dari Iran Front Page.

Kedua pejabat tinggi bertemu di saat meresmikan proyek pembangunan jalur kereta Shalamcheh-Basra awal bulan lalu.

Berbicara pada upacara tersebut, kedua pejabat tinggi membahas kerja sama bilateral dan menyoroti pentingnya proyek tersebut, sebelum meluncurkan operasi eksekutif pembangunan proyek kereta.

Iran bertanggung jawab atas penghapusan ranjau dan pembangunan jembatan di atas Sungai Arvand di Basra. Sementara Irak bertanggung jawab menangani pekerjaan substruktur dan trotoar untuk keseluruhan proyek.

Mokhber menggambarkan, jalur kereta api Shalamcheh-Basra sebagai "rencana strategis" bagi Iran dan Irak yang akan mengubah kawasan Asia Barat.

"Kita akan melihat kereta bergerak dalam waktu sekitar 18 bulan karena jaraknya yang dekat," ujar Nasser Al-Asadi, penasihat transportasi Perdana Menteri Irak kepada Reuters.

Lebih jauh dia mengatakan, pemerintah juga merencanakan jalur metro antara Karbala dan Najaf, pusat ulama Syiah Irak.

Asadi mengatakan, pekerjaan sedang dilakukan untuk membersihkan area tersebut sebelum pekerjaan tanah pada jalur kereta api dapat dimulai.

Ditambahkannya, jalur kereta api akan mengurangi risiko kecelakaan dan memungkinkan Irak mendapatkan keuntungan finansial dari penjualan tiket.