Projo Jatim Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
SURABAYA - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jokowi (Projo) Jawa Timur mendukung Prabowo Subianto berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, melalui "Konferda Projo" di Surabaya.
Pelaksana tugas (Plt) DPD Projo Jawa Timur Handoko mengatakan penentuan dukungan tersebut sesuai hasil pemungutan suara yang diambil dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Projo se-Jawa Timur.
"Hasil sidang pleno adalah dari 29 suara yang masuk untuk bakal calon presiden dari DPC mengajukan Pak Prabowo Subianto, tiga DPC Pak Ganjar Pranowo, dan sisanya ikut keputusan DPP," kata Handoko dikutip ANTARA, Sabtu, 7 Oktober.
Kemudian untuk hasil pemungutan suara bakal calon wakil presiden sebanyak 22 DPC Projo mengusulkan Gibran Rakabuming Raka dan tujuh suara mendukung Ganjar Pranowo.
"Sisanya ada satu satu DPC usul Pak Prabowo, satu DPC Bu Khofifah, dan satu DPC Pak Mahfud MD," lanjutnya.
Handoko menyebut hasil konferda hari ini bersifat usulan atau rekomendasi dan siap dibawa menuju agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Projo yang digelar pada 14 Oktober 2023.
"Kami ini suara dari Jawa Timur, nanti hasil rakernas memutuskan siapa yang didukung oleh DPP dan kami mengikuti," ucapnya.
Terkait alasan dukungan kepada Prabowo-Gibran, dia menyatakan kebanyakan anggota Projo di Jawa Timur menilai keduanya bisa saling melengkapi satu sama lain, sehingga rekomendasi memasangkan keduanya muncul.
Dia menyebut Prabowo memiliki karakter berani, tegas, dan berwibawa, sedangkan Gibran dipandang sebagai representasi kalangan muda.
"Mas Gibran punya aspek sendiri dekat dengan demografis kita yang mayoritas generasi muda," kata dia.
Baca juga:
Sebagaimana yang diketahui, di era kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto menduduki jabatan sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Sedangkan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka merupakan anak kandung kepala negara.
Soal pengaruh kedekatan Prabowo dan Gibran dengan Presiden Joko Widodo, Handoko tak menjelaskan secara pasti. Dia hanya menyebut bahwa para anggota Projo sudah paham langkah yang diambil oleh kepala negara.
"Kawan-kawan ini sudah mengikuti gerak langkah Pak Jokowi sejak 2013, tentu bisa membaca gestur, arah, gaya komunikasi dari Pak Jokowi yang itu patron Projo," tutur dia.