Pengamat: Yusril adalah Figur Cawapres yang Tepat Dampingi Prabowo

JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Riset Publik (LRP) Muhammad Al-Fatih menilai Yusril Ihza Mahendra adalah figur bakal calon wakil presiden paling mumpuni untuk mendampingi Prabowo Subianto.

“Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) yang selama ini senantiasa mendukung Prabowo, yakni Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling tepat," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip dari Antara, Sabtu 30 September.

Dia menjelaskan Yusril adalah seorang negarawan, intelektual, dan politisi yang pernah tiga kali menjabat menteri strategis di bawah tiga presiden berbeda. Yusril punya segudang pengalaman di dunia internasional.

Al-Fatih mengatakan peran Yusril ikut menyusun berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memimpin delegasi Indonesia ke berbagai pertemuan internasional, dan pernah menjadi Presiden Asia-Africa Legal Consultative Organization yang berkedudukan di New Delhi.

Selain itu, Yusril sosok politisi Islam moderat yang diterima semua golongan. Ia menunjuk pernyataan almarhum Gus Dur yang pernah mengatakan bahwa kakek Yusril ialah ulama Nahdlatul Ulama (NU) kultural, meski ayah Yusril seorang Masyumi.

Karena itu, kata dia, Yusril akrab dengan amalan-amalan keagamaan yang dipraktikkan kalangan NU. Tidak heran Yusril akrab dengan keluarga Hadratusyeikh Hasyim Asy'ari, mulai dari Pak Ud, Gus Dur, dan Gus Solah.

Sementara itu, Pengajar Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas) Syafrizal Rambe mengatakan yang dibutuhkan Prabowo dari pendampingnya adalah seorang teknokrat berpengalaman.

Syafrizal menegaskan dengan kian kompleksnya tugas konstitusional negara ke depan, maka prinsip meritokrasi menjadi hukum besi yang semakin niscaya dalam urusan memilih sosok bacawapres.

“Yang diperlukan Prabowo, dengan kekuatan Partai Golkar (Golongan Karya) dan jaringan SBY (Susilo Bambang Yudhono) yang telah merapat dan mendeklarasikan dukungan, sejatinya adalah seorang teknokratis, intelektual, dan cendekiawan yang menguasai aspek ketatanegaraan serta kepemerintahan,” jelas Syafrizal.