Penambang Bitcoin Bersiap Hadapi Tantangan Setelah Pemotongan Subsidi Blok

JAKARTA - Bitcoin (BTC) saat ini menghadapi perkiraan masalah bagi para penambangnya setelah pemotongan subsidi blok berikutnya. Sebuah laporan terbaru dari firma analitik Glassnode mengungkapkan situasi yang menantang bagi para penambang Bitcoin.

Pesatnya persaingan penambang Bitcoin disertai dengan tingginya hash rate, yang merupakan perkiraan daya pemrosesan yang digunakan pada blockchain, mencapai level tertinggi. Ini menunjukkan kondisi belum pernah terjadi sebelumnya bagi para penambang yang mencoba untuk bertahan hidup pada tingkat harga BTC saat ini.

Meskipun insentif pendapatan dari biaya transaksi (fee) telah meningkat sebesar 1% hingga 4% dibandingkan dengan level terendah yang terlihat selama pasar bearish Bitcoin, namun menurut standar sejarah tetap tergolong rendah.

Kenaikan hash rate tersebut membentuk dasar untuk ketegangan yang akan datang. Pada April 2024, hadiah untuk para penambang per blok akan turun 50%, menggandakan "biaya produksi" per BTC. Saat ini sekitar 15.000 dolar AS (Rp230,2 juta), angka ini akan melebihi 30.000 dolar AS (Rp460,4 juta), di atas harga saat ini.

Glassnode menyajikan dua model untuk memperkirakan harga di mana para penambang secara keseluruhan akan mengalami kerugian, dengan model yang membandingkan penerbitan dengan tingkat kesulitan penambangan.

Menurut model tersebut, para penambang yang paling efisien di jaringan memiliki harga akuisisi sekitar 15,1 ribu dolar AS (Rp231,7 juta). Namun, model ini menunjukkan bahwa setelah pemotongan, level ini akan meningkat menjadi 30,2 ribu dolar AS (Rp463,5 juta), yang kemungkinan akan mengakibatkan sebagian besar pasar penambangan mengalami tekanan pendapatan yang parah.

Sebelumnya, model menempatkan rata-rata harga akuisisi penambang sekitar 24.300 dolar AS (Rp373 juta) per Bitcoin, sekitar 8% di bawah harga saat ini pada tanggal 28 September.

Meskipun demikian, beberapa analis lebih optimistis tentang bagaimana para penambang akan menghadapi pemotongan ini dan memperkirakan bahwa para penambang akan meningkatkan akumulasi Bitcoin sebelum pemotongan tersebut terjadi.

Ini didukung oleh harapan bahwa para penambang akan bersama-sama meningkatkan harga Bitcoin sebelum pendapatan mereka berkurang akibat pemotongan subsidi blok tersebut. Penambang Bitcoin diberikan insentif untuk memastikan harga Bitcoin berada di atas biaya marjinal sebelum pemotongan tersebut terjadi.

Dukungan juga akan datang dari "smart money" yang membeli berdasarkan desas-desus seputar pemotongan dan dampaknya pada pasokan Bitcoin yang akan diproduksi.