Pertamina Jadi Satu-satunya Penjual yang Melantai di Pasar Karbon Indonesia
JAKARTA - Anak usaha Pertamina menjadi satu-satunya penjual yang melantai di bursa pasca IDX Carbon diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada Selasa 26 September.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pada perdagangan karbon yang pertama ini, unit karbon yang dijual adalah dari Pertamina New & Renewable Energy, yaitu dari PLTP Lahendong Unit 5 dan 6.
"Bisa dilihat kalau negara lain menunggu 3-4 bulan untuk jadi transaksi, ini langsung habis, unitnya sudah langsung habis sekarang. Jadi, pasar merespon dengan baik," ujar Nicke yang dikutip Rabu 27 September.
Nicke menambahkan, jika dibandingkan dengan negara tetangga, Bursa Karbon Indonesia ini berjalan dengan cepat dengan volume yang besar.
Untuk itu, kata dia, Indonesia patut berbangga dan ia mengajak seluruh jajaran dan juga subholding, anak perusahaan untuk secara aktif berkontribusi berperan dalam semua program Net Zero Emission Indonesia.
Dia bilang, Pertamina group ini memerankan posisi yang penting untuk pencapaian NZE.
"Dan hari ini Presiden menyampaikan bahwa ini merupakan wujud nyata. Bukan hanya sekadar rencana bagi Pertamina, tapi kita lakukan suatu langkah nyata dan hari ini salah satu bukti konkrit di mana Pertamina group mendorong transisi energi menuju Net Zero Emission di 2060," lanjutnya.
Asal tahu saja, Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE), sebagai anak usaha Pertamina sekaligus agregator pasar karbon di Pertamina Group, adalah satu-satunya penjual yang bertransaksi di IDXCarbon di peluncuran hari ini.
Pertamina NRE memiliki kredit karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi Lahendong Unit 5 dan 6, dengan volume sekitar 864 ribu tCO2e, yang dihasilkan selama periode 2016–2020. Kredit karbon ini telah memenuhi standar nasional yang ditetapkan oleh KLHK.
Baca juga:
Adapun mengutip dari laman IDX, perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai pembeli Unit Karbon pada perdagangan perdana IDXCarbon, yaitu di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas (bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk), PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi, PT Pertamina Patra Niaga, PT Truclimate Dekarbonisasi Indonesia, dan PT Udara Untuk Semua (Fairatmos).