Gelar Parade Militer untuk Peringati Pyongyang, Presiden Korsel: Jika Korea Utara Gunakan Senjata Nuklir, Rezimnya Berakhir

JAKARTA - Korea Selatan menggelar parade militer skala besar pada Hari Selasa, menampilkan rudal balistik hingga helikopter serang, sebagai bentuk unjuk kekuatan dan sikap lebih keras terhadap Korea Utara.

Parade tersebut menandai Hari Angkatan Bersenjata Negeri Ginseng yang biasanya digelar lebih sederhana, sementara Presiden Yoon Suk-yeol juga hadir dalam peringatan kali ini.

Dalam pidatonya di Pangkalan Udara Seoul, Presiden Yoon memperingatkan Pyongyang agar tidak menggunakan senjata nuklir, berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi militer dan industri pertahanan.

"Jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, rezimnya akan berakhir karena respons yang luar biasa dari aliansi Korea Selatan-AS," kata Presiden Yoon saat berpidato di hadapan pasukannya, melansir Reuters 26 September.

Digelar seharian penuh, acara tersebut akan menampilkan ribuan tentara, tank hingga artileri self-propelled buatan dalam negeri, hingga helikopter serang dan drone, termasuk sekitar 300 tentara Amerika Serikat yang berpangkalan di negara tersebut, kata Kementerian Pertahanan.

Puncaknya adalah parade sepanjang 2 kilometer (1,24 mil) melalui kawasan komersial dan bisnis utama Seoul hingga kawasan Gwanghwamun yang ramai, gerbang menuju istana luas di jantung kota Seoul.

Korea Selatan terakhir kali mengadakan parade jalanan militer pada tahun 2013. Sejatinya, peringatan dan parade Hari Angkatan Bersenjata Korea Selatan digelar pada 1 Oktober mendatang.

Parade ini digelar ketika Presiden Yoon mengambil sikap lebih tegas terhadap Korea Utara, untuk melawan program nuklir dan rudalnya yang terus berkembang.

Presiden Yoon menjanjikan respons yang cepat dan luar biasa terhadap agresi apa pun yang dilakukan Pyongyang, diikuti dengan secara aktif memperkuat aliansi militer dengan Washington dan Tokyo sejak menjabat tahun lalu.

Diketahui, parade Hari Selasa dimulai di pangkalan udara Seongnam, pinggiran Seoul, di mana rudal Hyunmoo, pencegat rudal L-SAM hingga drone pengintai termasuk di antara perangkat keras militer yang dipamerkan.

Sementara, jet tempur F-35 dan jet tempur yang pertama dikembangkan di dalam negeri, kF-21, batal ditampilkan karena hujan deras yang melanda saat parade, kata kantor kepresidenan.