Ini Lima Kontribusi OJK Dukung Pembangunan Hijau Berkelanjutan
JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan, komitmen untuk selalu menghadirkan perkembangan terkini bukan hanya sekedar mengatasi persoalan yang hadir, namun untuk memastikan keberlangsungan perekonomian secara jangka panjang.
Menurut dia, dibutuhkan upaya lebih agar bisa mengatasi tantangan besar perubahan iklim serta mencapai tujuan tujuan pembangunan jangka panjang atau sustainable development goals (SDG).
“Sebagai contoh industri minyak sawit di Indonesia terus mencari cara untuk dapat meningkatkan produksi. Ini bukan hanya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat tetapi juga bagaimana kami memastikan ketersediaan lahan,” ujarnya dalam The 1st OJK International Research Forum 2023 di Jakarta, Senin, 25 September.
Mahendra menjelaskan, inovasi harus sejalan dengan pembiayaan yang lebih baik. Target pembiayaan ini bisa mendorong pencapaian ekonomi berkelanjutan tanpa mengesampingkan aspek sosial yang ada.
“OJK setuju dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mendukung kesepakatan Paris Agreement dan SDG yang dirilis PBB. Kami punya beberapa instrumen untuk merealisasikan hal tersebut,” tuturnya.
Pertama, sambung Mahendra, sejak 2015 OJK sudah menyusun peta jalan (roadmap) pembiayaan berkelanjutan yang semakin menegaskan pembiayaan hijau.
“Ini yang kemudian membangun ekosistem pembiayaan berkelanjutan di Indonesia,” kata dia.
Kedua, pada akhir semester lalu diluncurkan National Green Taxonomy yang dijadikan acuan komprehensif yang sejalan dengan Taxonomy ASEAN dan juga Taxonomy global.
“Kami percaya Taksonomi Hijau bisa meningkatkan kemampuan pembiayaan serta mempromosikan implementasi keuangan yang searah dengan pembangunan berkelanjutan,” tegas dia.
Baca juga:
Ketiga adalah business matching dan perluasan jaringan kerja.
Mahendra mengungkapkan, jika pengadaan forum terbuka sangat penting untuk mempertemukan antara pemilik proyek dengan lembaga pembiayaan yang potensial.
“Empat, OJK mendukung pemberian insentif pada penerbitan surat utang hijau yang berorientasi pada ekosistem kendaraan listrik,” imbuhnya.
Lima, OJK telah menyusun kerangka kerja dalam merealisasikan perdagangan karbon supaya bisa mendorong penurunan emisi.