Terus Alami Lonjakan Titik Api, BNPB Minta Pemprov Kalsel Optimalkan Kinerja Satgas Darat
KALSEL - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengoptimalkan lagi kinerja satuan tugas (satgas) darat untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, satgas darat merupakan kunci utama yang memiliki peran untuk mencegah titik api tidak meluas mengingat Kalsel mengalami lonjakan titik api pada Juli sebanyak 3.045, kemudian periode Agustus tercatat 19.519 titik api.
“Satgas darat harus lebih rajin lagi memantau titik api kebakaran hutan dan lahan, jika daerah membutuhkan bantuan silahkan dikoordinasikan, kita pasti bantu,” kata Suharyanto, Kamis 21 September, disitat Antara.
Suharyanto menyebutkan wilayah Kalsel dan Sumatera Selatan merupakan provinsi paling menonjol karhutla dari empat provinsi lain yang ditetapkan sebagai daerah rawan yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Riau, dan Jambi.
“Saya minta tolong jangan sampai Presiden Jokowi datang ke Kalimantan Selatan hanya karena kabut asap karhutla, apalagi beberapa kali kabut asap sudah mulai menghambat jadwal penerbangan pesawat,” ujar Suharyanto.
Dia mengungkapkan, pada senggang waktu siang hari tadi dirinya bersama dengan Forkopimda Kalsel ikut memantau karhutla menggunakan helikopter, dari pantauan udara terlihat banyak titik api di Kota Banjarbaru dan sekitarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun BNPB pada Agustus lalu, indikasi luas karhutla di Kalsel sudah mencapai lebih dari 24.0000 hektare.
Dia meminta Pemprov Kalsel harus mengoptimalkan keberadaan satgas darat sebagai gerbang terdepan pencegahan karhutla, untuk itu, dia menyampaikan karhutla ini harus menjadi perhatian serius seluruh pihak.
Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan pekan depan BNPB menambah bantuan dua unit helikopter water bombing untuk memaksimalkan penanggulangan karhutla di Kalsel, sehingga total ada sebanyak delapan unit helikopter penanggulangan karhutla.
Kemudian pada tanggal 23, 24, dan 28 September satgas akan melaksanakan teknologi hujan buatan di wilayah Kalimantan Selatan sebagai bantuan operasi menanggulangi karhutla, hal itu berdasarkan koordinasi dengan BMKG yang menyatakan pada tanggal tersebut ketebalan dan kelembapan awan sangat berpotensi untuk mendatangkan hujan buatan.
Baca juga:
- Pasca-Jadikan Terdakwa Tahanan Kota, Komposisi Majelis Hakim Perkara Korupsi Tambang Pasir PT AMG Dibongkar
- Bantah KPK soal Kepemilikan Jet Pribadi, Lukas Enembe: Tunjukkan Parkir di Mana?
- Konfirmasi Sosok 'Mawar' di Video, PSI Benarkan Kaesang Pangarep Jadi Kadernya
- Selain Sandiaga dan Mahfud MD, PDIP Buka Peluang Nama Lain Jadi Cawapres Ganjar
Menurutnya, teknologi hujan buatan tersebut masih diperlukan karena musim kemarau belum berakhir hingga November mendatang.
“Mari kita lebih waspada dan hati-hati lagi, saya juga minta tolong laksanakan penegakan hukum karhutla tanpa kompromi, ini perintah Presiden Jokowi,” ungkap Suharyanto.
Sementara itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan jumlah permintaan bantuan penanggulangan karhutla menggunakan water bombing tidak sebanding dengan jumlah helikopter yang tersedia.
Dia menyatakan pemerintah daerah (pemda) telah mengerahkan segala sumber daya yang ada untuk menanggulangi karhutla dan kekeringan di Kalimantan Selatan.
Ia juga mengakui lokasi karhutla di wilayah gambut cukup sulit ditanggulangi oleh satgas, sehingga menurut dia kehadiran BNPB di Kalsel hari ini melaksanakan rapat koordinasi dengan satgas karhutla sangat penting untuk mencari solusi yang tepat menuntaskan bencana karhutla.
“Kita sudah melakukan berbagai upaya mengatasi karhutla dan kekeringan seperti mitigasi penyaluran air dari embung ke embung, membagikan air bersih ke masyarakat terdampak kekeringan, namun kita perlu kolaborasi bersama-sama mengatasi bencana ini,” tutur Sahbirin.