Bakal IPO 11 Oktober Mendatang, Koka Indonesia Targetkan Dana Segar hingga Rp115 Miliar
JAKARTA - Perusahaan jasa konstruksi gedung industri, PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Oktober 2023.
Perseroan berencana untuk melepaskan sebanyak- banyaknya 715.333.000 saham atau sekitar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Harga saham yang ditawarkan ada di rentang harga antara Rp128 sampai dengan Rp161 per saham.
Dengan begitu, KOKA berpotensi mengantongi dana segar senilai Rp91 miliar sampai Rp115 miliar.
KOKA sendiri telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam penawaran umum perdana saham ini.
Saat ini, rencana IPO KOKA sudah memasuki masa penawaran awal (bookbuilding) yang akan berakhir pada 26 September mendatang.
Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan dapat diperoleh pada 29 September 2023, sehingga masa penawaran umum dapat berlangsung di 3-9 Oktober 2023.
Apabila seluruh proses berjalan lancar, diperkirakan pencatatan perdana saham Perseroan di BEI dapat terlaksana pada 11 Oktober mendatang.
"Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan dalam bentuk pembelian alat-alat berat dan juga modal kerja Perseroan," kata Direktur Keuangan Koka Indonesia Michael Albert saat ditemui usai konferensi pers di Jakarta, Kamis, 21 September.
Michael mengatakan, sebanyak 13,55 persen akan digunakan untuk belanja modal, seperti pengadaan alat berat baru.
"Di antaranya kami akan menambah Wheel Loader sejumlah tiga unit, Truck Crane sejumlah dua unit, dan Excavator sejumlah dua unit," ujarnya.
Pelaksanaan transaksi tersebut ditargetkan akan terealisasi selambat-lambatnya pada kuartal IV-2023.
"Kami menentukan PT Rimpac Daya Mitra selaku pihak ketiga yang memiliki kegiatan usaha sebagai distributor alat berat sebagai vendor kami," ucapnya.
Kemudian, sebanyak 86,45 persen akan digunakan untuk modal kerja, meliputi pembayaran material bahan baku konstruksi, biaya logistik pengiriman, biaya operasional di lokasi proyek, dan biaya administrasi yang timbul dalam proyek.
Pada kesempatan sama, Direktur Utama Koka Gao Jing berharap, dengan langkah IPO ini, Koka dapat mengembangkan usahanya dengan cara meningkatkan skala usaha serta efisiensi perseroan.
Sehingga, diharapkan KOKA dapat mencapai performa terbaik dan akan menjadi nilai tambah bagi seluruh stakeholders perseroan.
"Kami juga akan menerapkan Good Corporate Governance (GCG) selaku perusahaan terbuka," pungkasnya.