Kekeringan Cirebon Terparah di Pantura, 58 Ribu Warga Krisis Air Bersih

CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon menyatakan wilayahnya menjadi daerah terparah yang mengalami bencana kekeringan di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat.

Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda menyatakan, wilayah kerjanya itu tidak diguyur hujan selama tiga bulan terakhir.

Akibatnya, Kabupaten Cirebon menjadi daerah paling kering dibandingkan daerah lain di kawasan Pantura Jawa Barat.

“Sampai pertengahan September, Cirebon belum juga diguyur hujan. Kami khawatir jumlah desa yang terdampak akan terus meluas,” kata Juwanda dalam keteranganya, Kamis 21 September.

BPBD Kabupaten Cirebon mencatat, bencana kekeringan yang terjadi membuat 58.728 warga kesulitan mendapatkan air bersih.

Berdasarkan data tersebut, puluhan ribu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih itu berada di 15 desa dari 9 wilayah kecamatan.

Desa-desa tersebut, yakni Desa Karanganyar (Kecamatan Panguragan), Dukuh (Kecamatan Kapetakan), Girinata (Kecamatan Dukupuntang), Slangit (Kecamatan Klangenan), Sampiran (Kecamatan Talun), Gempol (Kecamatan Gempol), Karanganyar (Kecamatan Karangwareng), dan Seuseupan (Karangwareng).

Kemudian, Desa Windu Haji (Kecamatan Sedong), Karangwuni (Kecamatan Sedong), Sedong Kidul dan Sedong Lor (Kecamatan Sedong), Windujaya (Kecamatan Sedong), Sibubut (Kecamatan Gegesik), Mundu Pesisir (Kecamatan Mundu).

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Cirebon juga mengusulkan kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menyiapkan skenario modifikasi cuaca atau hujan buatan di Kabupaten Cirebon.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana menyebutkan, Kabupaten Cirebon belum pernah diguyur hujan selama dua bulan terakhir.

Akibatnya, sekitar 545 hektare sawah dan 6.034,5 hektare lainnya berpotensi mengalami kekeringan dan menghambat produktivitas.

"Kami sudah membuat surat kepada BRIN terkait pengusulan pengadaan hujan buatan,” kata Nanang.