Google Berantas Deepfake dengan Ciptakan Watermark
JAKARTA – Perkembangan teknologi telah menciptakan permasalahan baru bagi Google setelah Deepfake, rekayasa foto atau video dengan Kecerdasan Buatan (AI), menjamur.
Deepfake sendiri bisa menjadi masalah serius jika dibiarkan begitu saja karena beberapa pihak bisa menggunakan alat ini untuk menjatuhkan pihak-pihak tertentu dan menyebarkan disinformasi.
Untuk memberantas alat canggih ini, Google Indonesia menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menciptakan watermark untuk menandai gambar yang diciptakan oleh AI, khususnya deepfake.
“Namun, sebelum itu juga kita sudah jelas, sekali lagi, pedoman komunitas kami bahwa kami melarang konten-konten yang mempersonifikasikan seseorang, apalagi kalau tujuannya itu scam atau palsu,” kata Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam dalam acara #YukPahamiPemilu pada Rabu, 20 September.
Baca juga:
- Intel Akan Rilis Chip Baru yang Bisa Menjalankan Chatbot AI Tanpa Cloud
- Kolaborasi blu by BCA dan Platform Media Sosial Talenta Nusantara Sediakan Akses Edukasi Finansial
- Inggris Undang China ke Pertemuan Global Kecerdasan Buatan November Nanti
- Mayoritas Harga Aset Kripto Berangsur Pulih Jelang Kebijakan The Fed, Kok Bisa?
Ketika Google menemukan foto-foto menggunakan deepfake yang dengan sengaja disebarluaskan oleh pihak tidak bertanggung jawab, Google akan segera menarik unggahan itu atau dengan kata lain di-take down.
Sejalan dengan pernyataan Putri, Tim Google DeepMind telah merilis alat bernama SynthID yang dirancang untuk menandai gambar atau memberikan watermark pada gambar yang dihasilkan oleh AI.
Alat ini dirilis pada akhir Agustus lalu dengan kinerja yang tak mampu dilakukan oleh mata manusia. Watermark ini tertanam dalam piksel gambar dan akan membuat gambar AI mudah dideteksi oleh DeepMind.