Percepat Transformasi Digital, Kemenperin Giatkan Kolaborasi Penelitian dan Pengembangan Industri 4.0
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggiatkan kolaborasi penelitian dan mengembangkan teknologi, terutama yang terkait dengan teknologi industri 4.0 guna meningkatkan produktivitas industri secara lebih efisien sehingga bisa berdaya saing.
Direktur Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) Arnes Lukman mengatakan, pemerintah melalui Kemenperin telah membangun PIDI 4.0 untuk mengembangkan penerapan industri 4.0 di Indonesia dan telah memiliki 42 mitra yang terdiri technology user, technology provider, institusi pendidikan tinggi, dan stakeholder 4.0 lainnya.
"PIDI 4.0 memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada mitra yang memiliki inisiatif dan komitmen yang serius terhadap kerja sama di bidang pengembangan SDM industri dan transformasi industri," kata Arnes dalam keterangan tertulisnya, pada Rabu, 20 September.
Menyadari pentingnya kemitraan dalam penerapan industri 4.0 di Indonesia, PIDI 4.0 mengadakan Business & Technology Matching yang mengangkat tema Teknologi Cerdas untuk Ketahanan dan Keberlanjutan Industri di Era Transformasi Digital.
"Melalui kegiatan Business & Technology Matching ini, kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, praktisi industri, entrepreneur dari start up, akademisi, terutama dari politeknik di bawah naungan BPSDMI Kemenperin, Swiss German University, dan para stakeholder lainnya dapat melakukan kolaborasi di dalam penelitian dan pengembangan teknologi, terutama yang terkait dengan teknologi Industri 4.0," ujarnya.
Arnes mengatakan, kegiatan tersebut mendorong pertukaran pengetahuan atau knowledge exchange melalui seminar, networking, hingga business and technology matching.
Ada beberapa pihak yang menjadi mitra dalam kegiatan tersebut, di antaranya Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Pertamina, Nodeflux, Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII), Starfindo, dan Swiss German University.
Baca juga:
Sementara itu, Direktur Riset dan Layanan Komunitas Swiss German University Kholis Audah menyebut, salah satu tujuan kegiatan business and technology matching ini adalah sebagai sebuah ajang untuk menampilkan showcase riset dan inovasi.
"Kami menyampaikan kepada industri langkah-langkah untuk mendorong hasil-hasil riset dan teknologi yang telah dibuat," imbuhnya.