Soal Merger dengan Waskita, Bos Hutama Karya Buka Suara

JAKARTA - Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) atau HK Budi Harto mengungkapkan perkembangan mengenai rencana merger atau penggabungan antara HK dengan Waskita Karya. Kata dia, rencana ini akan direalisasikan setelah Waskita menyelesaikan restrukturisasi.

Seperti diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir berencana menggabungkan BUMN karya antara Hutama Karya dengan Waskita Karya.

“Masih restrukturisasi, baru setelah selesai baru merger,” katanya usai rapat dengan Komisi VI DPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 19 September.

Pada kesempatan ini, Budi mengatakan Waskita Karya saat ini sedang melakukan restrukturisasi. Karena itu, perusahaannya yang akan menyelesaikan kontruksi Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapalbetung) di Tol Trans Sumatera dan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Segmen Cibadak-Sukabumi Barat. Penyelesaian akan dimulai tahun 2024.

Budi menjelaskan Waskita Karya sedang melakukan restrukturisasi keuangan maka Penyertaan Modal Negara (PMN) 2024 diberikan melalui Hutama Karya.

Lebih lanjut, Budi mengatakan PMN tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan dua ruas tol tersebut.

“PMN itu kebetulan akan cair tahun 2024. Sehingga diharapkan penyelesaian kontruksi kedua jalan tol tersebut akan dimulai pada tahun 2024,” ujarnya.

Budi mengatakan PMN 2024 yang diajukan perseroan mencapai Rp18,6 triliun. Dari jumlah itu, PMN yang dialokasikan untuk pembangunan sejumlah ruas Tol Trans Sumatera sebesar Rp6,1 triliun.

Sementara, Rp12,5 triliun di antaranya digunakan untuk membangun dua ruas tol milik PT Waskita Karya Tbk, yakni Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung).

“Ruas Kayu-Agung Palembang 112 km, dan Bogor-Ciawi seksi Cibadak-Sukabumi Barat 14 km, semuanya Rp12 triliun,” tuturnya.