Pantauan Netray Soal Kontroversi Video Azan Stasiun TV Swasta yang Menampilkan Ganjar Pranowo
JAKARTA - Video azan maghrib di salah satu stasiun tv swasta menyita atensi publik. Alasannya, karena dalam video azan tersebut muncul Ganjar Pranowo, yang notabene salah satu bakal calon presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu 2024) nanti.
Bakal capres dari partai PDI Perjuangan ini lantas mendapat cibiran warga net. Ganjar dinilai mencuri start kampanye dan melakukan politik identitas. Tapi meski menuai respons negatif di platform X, yang sekarang bernama Twitter, pemberitaan mengenai Ganjar Pranowo yang muncul di video azar justru bersifat positif.
Untuk melihat seberapa besar atensi media berita dan warganet membahas isu ini, Netray memantau dengan kata kunci Ganjar && adzan dan Ganjar && azan pada periode 7 sampai 13 September 2023.
Dihujat Warganet, Dibela Media
Dengan kata kunci dan periode pemantauan yang sama, Netray menemukan 18,6 twit dengan impresi sebanyak 11,9 juta reaksi. Twit tersebut diunggah oleh lebih dari 6,5 ribu akun dengan potential reach mencapai 112,2 juta akun.
Kemunculan Ganjar di video azan banjir sentiment negatif dari warganet, mendominasi sebanyak 50% dibanding sentiment positif yang hanya 14%. Sentimen negatif berasal dari perbincangan isu politik identitas. Tak hanya itu, tayangan ini juga dianggap sebagai politisasi agama oleh warganet.
“The Next Level Politisasi Agama!! Ganjar Pranowo cara baru jadikan Adzan Alat Kampanye Terselubung, siapakah aktornya? Jadi, sapa yang pake politik identitas yang mempolitisasi agama??? Salam akal sehat!!!” kata akun @Malika6027.
Sasaran kritik warganet juga tidak melulu soal politik, tapi penampilan Ganjar Pranowo saat muncul dalam tayangan azan tersebut. Adegan Ganjar saat mengambil wudhu menuai sorotan, karena mantan Gubernur Jawa Tengah itu tidak menggulung bagian lengan bajunya. Warganet pun menilai jika adegan tersebut menggambarkan sosok yang tidak terbiasa mengambil wudhu atau shalat.
Meski mendapat hujatan dari warganet di media sosial, Ganjar Pranowo mendapat pemberitaan positif di media daring.
Pada kanal news, kata kunci yang sama tayang dalam 201 artikel oleh 78 media berita daring.
Di awal pemberitaan, warganet ramai-ramai menyebut Ganjar Pranowo melakukan praktik politik identitas. Hal inilah yang memberikan sentimen negatif kepada mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut. Dia dituding telah melakukan kampanye terselubung, karena waktu kampanye belum ditetapkan oleh KPU.
Namun, berita positif terkait isu ini mulai unggul seiring berjalannya waktu. Berita positif berasal dari salah satunya beberapa kalangan tokoh politik hingga MUI yang justru mengapresiasi hal tersebut. Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas menilai tayangan itu mengandung nilai positif karena memiliki nilai dakwah, yaitu berupa ajakan beribadah.
Ramai-Ramai Bela Ganjar Pranowo
Pakar Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad mengatakan politik identitas adalah ketika seseorang menggunakan suku, agama atau ras untuk berpolitik.
Meski demikan, Andriadi Achmad menilai kemunculan Ganjar Pranowo dalam video azan beberapa hari lalu tidak termasuk politik identitas. Mengapa demikian?
Andriadi tidak menganggap Ganjar Pranowo sedang melakukan politik identitas karena bakal capres dari PDI-P ini tidak sedang menonjolkan sesuatu yang berbeda dengan bacapres lainnya. Jika Ganjar dituding melakukan politik identitas dengan “menjual agama” menurut Andriadi tidak tepat, karena dua calon lainnya pun sama-sama beragama Islam.
Selain itu, Andriadi juga tidak memasukkan kemunculan Ganjar Pranowo di video azan sebagai politik identitas lantaran pria kelahiran 28 Oktober 1968 saat ini berstatus pengangguran.
“Video azan yang menampilkan Ganjar Pranowo juga tak bisa disebut politik identitas karena beliau muncul sebagai orang biasa. Ganjar saat ini berstatus pengangguran. Dia sudah melepas jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah dan belum mendaftar ke KPU sebagai calon presiden. Jadi tidak bisa dibilang dia melakukan politik identitas,” kata Andriadi saat berbincang dengan VOI pada Senin (11/9/2023).
Hal senada diungkapkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Dia tidak setuju jika kemunculan Ganjar Pranowo dalam video azan di televisi swasta sebagai bentuk politik identitas.
"Masa itu politik identitas? Definisinya gimana politik identitas?" kata Yaqut usai menghadiri Pembukaan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Surabaya.
Menteri Yaqut kemudian memberikan analogi, jika dia muncul dalam video iklan air mineral, belum tentu dirinya adalah seorang pedagang produk tersebut. Hal yang sama juga terjadi dalam kasus Ganjar.
"Kalau saya tiba-tiba tampil di iklan minuman air mineral misalnya, masak kemudian saya diidentikkan dengan saya ini tukang jualan air, kan enggak," ucap Yaqut.
Baca juga:
Hal tersebut juga dikuatkan oleh pendapat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang menegaskan bahwa Ganjar Pranowo tidak melakukan pelanggaran dengan muncul di tayangan azan. Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI Pusat Tulus Santoso mengatakan KPI telah memanggil perwakilan stasiun televisi bersangkutan.
Tulus mengatakan KPI mempertimbangkan status Ganjar saat ini. Mereka berkesimpulan Ganjar belum berstatus calon presiden karena pendaftaran kandidat atau masa kampanye Pilpres 2024 belum dimulai.