Eksotisme Sumba yang Berpadu dengan Kegaharan Ferrari
JAKARTA - Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur memiliki sesuatu yang istimewa yang tidak ada di tempat lain. Tempat-tempat indah yang sangat memanjakan mata membuat Sumba kini menjadi salah satu wisata alam yang diminati masyarakat indonesia.
Namun apa jadinya jika keindahan Sumba dipadukan dengan gaharnya Ferrari Portofino? Sumba yang eksotis bertemu dengan supercar indah tentunya melahirkan identitas Ferarri yang cepat, anggun, sekaligus perkasa.
Pada tahun 2019 silam, Ferrari Jakarta menggelar sesi pemotretan Ferrari Portofino di beberapa lokasi di Pulau Sumba. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari campaign Ferrari Portofino di tempat-tempat ikonik di seluruh dunia.
Di Sumba, Ferrari Jakarta memilih Bukit Hiliwuku Sumba Timur, Hutan Pinus Sumba Tengah, Kampung Adat Megalitikum Prai Ijing Sumba Barat, dan Pantai Ratenggaro Sumba Barat Daya.
Baca juga:
Dalam keterangan resminya Ferrari mengungkap, dipilihnya lokasi di pulau berjuluk Tanah Marapu karena Sumba memiliki alam yang beragam tapi berada dalam satu gugusan.
Mulai dari savannah berwarna jingga layaknya di Afrika, bukit padang-padang yang berubah warna mengikuti musim, pantai yang sangat biru dengan pasir putih lembut, dan sunset yang menakjubkan.
Melansir Wikipedia, Sumba adalah sebuah pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas wilayahnya 10.710 km², dan titik tertingginya Gunung Wanggameti (1.225 m).
Sumba berbatasan dengan Sumbawa di sebelah barat laut, Flores di timur laut, Timor di timur, dan Australia di selatan dan tenggara. Selat Sumba terletak di utara pulau ini. Di bagian timur terletak Laut Sawu serta Samudera Hindia terletak di sebelah selatan dan barat.
Sebelum dikunjungi bangsa Eropa pada 1522, Sumba tidak pernah dikuasai oleh bangsa manapun. Sejak 1866, pulau ini dikuasai oleh Hindia Belanda dan selanjutnya menjadi bagian dari Indonesia.
Masyarakat Sumba secara rasial merupakan campuran dari ras Mongoloid dan Melanesoid. Sebagian besar penduduknya menganut kepercayaan animisme Marapu dan agama Kristen, baik Protestan maupun Katolik. Kaum muslim dalam jumlah kecil dapat ditemukan di sepanjang kawasan pesisir.
Sementara itu, Ferrari Portofino memulai debutnya dalam gelaran Frankfurt Motor Show 2017. Mobil tersebut hadir di Indonesia dan dipasarkan secara resmi setahun kemudian. Kehadiran mobil ini mendapatkan banyak sambutan positif dari penggemar Kuda Jingkrak.
Dari segi desain, tampilan Ferrari Portofino lebih enak dipandang ketimbang California T. Lampu depan yang diubah dari vertikal menjadi horisontal membuat Portofino gagah dan agresif.
Nama mobil ini diambil dari sebuah desa nelayan di Genoa, Italia. Nama tersebut melambangkan mobil yang elegan dan dapat mewakili keindahan Portofino dari grand tourer (GT) terbaru Ferrari.
Berdasarkan data tahun 2019, mobil ini dibanderol sekitar Rp10 miliar off the road. Meski begitu, Portofino menjadi satu-satunya supercar Ferrari dengan label paling murah di banding model lainnya.