Menhub Budi Karya: JPM Dukuh Atas Jadi Contoh Pengembangan Konektivitas Infrastruktur Trasportasi
JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas bisa menjadi contoh pengembangan konektivitas infrastruktur transportasi yang terintegrasi dengan mengedepankan sinergi.
“Tidak mungkin kita membangun transportasi tetapi tidak ada integrasi antarmoda. Maka jadikankan tempat ini menjadi massal dan menjadi percontohan bagi tempat-tempat lain,” ujarnya dalam keterangan resmi, ditulis Kamis, 14 September.
Sebelumnya, JPM Dukuh Atas telah diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi dan Penjabat (Pj) Gubenur DKI Jakarta Heru Budi Hartono pada Rabu, 13 September.
Budi mengapresiasi keterlibatan Pemprov DKI Jakarta, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan Jembatan Penyeberangan Multifungsi (JPM) Dukuh Atas.
“Ini menjadi bukti nyata bahwa melalui upaya bersama kita dapat mewujudkan pembangunan dan pengembangan konektivitas infrastruktur transportasi yang terintegrasi, aman, nyaman, dan selamat,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat mengatakan sejak dioperasikan pada 28 Agustus 2023, jembatan ini telah dilewati oleh sekitar 70.000 orang. JPM Dukuh Atas ini dibangun atas penugasan dari Kementerian Perhubungan RI kepada MRT Jakarta dengan pendanaan menggunakan skema creative financing, yaitu tidak menggunakan APBD maupun APBN.
Tuhiyat mengatakan jembatan sepanjang 235 meter ini merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas. Meskipun disebut jembatan, secara teknis konstruksi bangunannya bukan jembatan.
“Jadi, JPM ini dibangun dengan prinsip pengembangan konektivitas antarmoda, ruang publik inklusif, dan enriching urban experience, sehingga diharapkan dapat menjadi identitas dan tujuan baru perkotaan,” katanya.
Baca juga:
Sekadar informasi, pengembangan area Dukuh Atas dilakukan lantaran kawasan ini menjadi salah satu kawasan tersibuk dengan lima moda transportasi publik.
Kelima moda transportasi publik tersebut yakni, MRT Jakarta, LRT Jabodebek, Kereta Commuter Line, Kereta Bandara, BRT Transjakarta, dan titik prioritas angkutan daring.