Sebut Korea Selatan Partnership of The Future, Presiden Jokowi Tekankan Empat Hal
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyebut ada sejumlah hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan kemitraan masa depan antara ASEAN dengan Korea Selatan.
Presiden Jokowi mengatakan, bagi Indonesia, kemitraan ASEAN-Korea Selatan adalah partnership of the future, dengan pilar utama transisi energi dan transformasi digital.
"Ketergantungan ASEAN terhadap 78 persen sumber energi fosil harus dikurangi," ujar Presiden Jokowi saat membuka KTT ASEAN-Korea Selatan di Jakarta, Rabu 6 September.
Di saat yang sama, lanjut Presiden Jokowi, dalam satu dekade ke depan, ekonomi digital di asean diperkirakan menyumbang 1 triliun dolar AS GDP kawasan ASEAN.
"Namun, transisi energi dan transformasi digital butuh investasi dan transfer teknologi yang tidak sedikit, sehingga dibutuhkan kolaborasi dan kemitraan untuk mewujudkannya," ujarnya.
"Selain dari sisi ekonomi, kemitraan masa depan hanya bisa dicapai jika stabilitas kawasan dijaga, jika tensi dan rivalitas diturunkan, jika strategic trust dipertebal dan jika habit of cooperation ditingkatkan," urainya, menambahkan "Ini merupakan tanggung jawab kita semua yang berada di kawasan Indo-Pasifik".
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengapresiasi dukungan Korea Selatan terhadap ASEAN-Indo Pacific Forum. Dalam KTT kali ini, delegasi Negeri Ginseng dipimpin oleh Presiden Yoon Suk-yeol.
Baca juga:
- Diplomatnya Ditahan Iran Sejak April 2022, Uni Eropa: Kami Tidak akan Berhenti Sampai Dibebaskan
- Presiden Jokowi Sebut Kerja Sama dan Trust ASEAN-RRT Jadi Positive Force untuk Stabilitas Perdamaian Kawasan
- AS Ingatkan Korea Utara Konsekuensi Pasok Senjata ke Rusia
- Enam Ton Pasir Laut Dikeruk Tiap Tahun, PBB: Menghancurkan Semua Mikroorganisme
"Ini adalah wujud nyata kerja sama inklusif untuk menjaga stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik," pungkas Presiden Jokowi.