PBNU Tegaskan Sanksi Bagi Pengurus Gunakan NU Berpolitik Praktis
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan pihaknya akan memberikan sanksi bagi pengurus yang menggunakan lembaga NU untuk kepentingan politik praktis.
"Kalau ada pengurus NU, kemudian menggunakan lembaga NU untuk kegiatan politik politik praktis, langsung kami tegur," tegas Yahya usai bertemu Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, dilansir ANTARA, Senin, 4 September.
Apabila sanksi teguran tidak diindahkan, kata Yahya, ada prosedur pemberian sanksi lain.
"Ada prosedurnya, nanti kami peringatkan. Kalau diulangi, peringatan kedua. Kalau diulangi lagi, bisa diberhentikan. Sudah ada mekanismenya. Sekali diperingatkan sudah kapok biasanya," terangnya.
Baca juga:
- Cak Imin Jelaskan Maksud ’Nggak Bahaya Ta?’ Saat Diminta Kiai Kholil Berpasangan dengan Anies Baswedan
- PSI Bertemu Jokowi di Istana, Tegaskan Tak Buru-buru Dukung Capres Sambil Singgung Masih Banyak Drama Sinetron
- Imigrasi Terbitkan Golden Visa Pertama untuk Pendiri ChatGPT
- Muncul Wacana Poros Baru, Ketum PPP Tepis Isu Hengkang dari Parpol Pendukung Ganjar Pranowo
Yahya mengungkapkan beberapa waktu lalu sempat ada beberapa pengurus di tingkat kabupaten yang diberi teguran karena mengadakan deklarasi calon presiden di Kantor NU.
"Ini ndak boleh. Kami tegur. Misalnya, dia pribadi ikut ke sana ke mari itu hak pribadinya," kata Yahya.
Apabila ada calon presiden yang bukan pengurus NU, namun mengatasnamakan NU, Yahya mengatakan bahwa pihaknya hanya bisa memberikan klarifikasi.
"Kalau ada capres mengatasnamakan NU, tetapi bukan pengurus NU, ya, kami juga bisa mengatakan itu tidak benar. Akan tetapi, 'kan kami tak bisa beri sanksi apa-apa kalau bukan pengurus," jelas dia.