Hyundai Melangkah ke Masa Depan: Produksi Energi Hidrogen dari Limbah Makanan

JAKARTA - Industri otomotif saat ini sedang dibanjiri oleh kendaraan yang memanfaatkan sumber energi terbarukan. Selain kendaraan listrik yang tengah merajai pasar, para produsen mobil juga sedang menggali alternatif energi untuk menciptakan mobilitas tanpa emisi.

Salah satu pemimpin dalam hal ini adalah Hyundai. Meskipun kendaraan listrik Hyundai telah sukses di pasaran, perusahaan otomotif asal Korea Selatan ini terus berupaya untuk mengembangkan sumber energi alternatif, salah satunya adalah hidrogen.

Baru-baru ini, Hyundai Motor Group (HMG) mengumumkan rencananya untuk memproduksi hidrogen menggunakan biogas yang berasal dari pengolahan limbah makanan. Langkah ini bertujuan untuk membentuk ekosistem energi berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Tindakan ini diumumkan dalam sebuah nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada tanggal 29 Agustus di kantor Hyundai Engineering Construction Co., Ltd di Jongno-gu, Seoul, Korea Selatan. Kesepakatan ini melibatkan perwakilan dari Hyundai Motor Company, Kia Corporation, Hyunda E&C, dan Perusahaan Pengelola Situs TPA Sudokwon (SL Corp.).

Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk memperlihatkan sistem yang mampu menghasilkan 216 kilogram hidrogen hijau setiap harinya dengan memanfaatkan biogas yang dihasilkan oleh SL Corporation dalam dua tahun ke depan.

Dengan produksi ini, jumlah hidrogen yang dihasilkan cukup untuk mengisi daya 34 unit Hyundai Nexo, yang merupakan kendaraan listrik sel bahan bakar hidrogen satu-satunya yang diproduksi secara massal oleh Hyundai.

Seung Hyun Hong, Kepala Pusat Penelitian dan Rekayasa Material Hyundai Motor dan Kia, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk melakukan riset yang mendalam tentang teknologi energi yang memanfaatkan sumber daya untuk mencapai netralitas karbon.

"Kami berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam upaya global menuju netralitas karbon dengan mengembangkan teknologi bernilai tambah tinggi, seperti bahan bakar elektronik dan produksi bahan interior plastik terbarukan, di masa depan," kata Hong, dalam keterangan perusahaan, Jumat, 1 September.

Menurut Hyundai, fermentasi sisa makanan dapat menghasilkan biogas, terutama metana, dan teknologi produksi hidrogen dari limbah semakin menarik perhatian sebagai sumber energi terbarukan.

Selain itu, HMG juga berencana untuk mempromosikan kemampuan produksi hidrogen yang ramah lingkungan dan melakukan penelitian tentang produksi bahan bakar sintetis (e-fuel) terbarukan. Mereka juga berencana untuk mengembangkan teknologi yang memungkinkan penggunaan bahan bakar sintetis yang didaur ulang sebagai tambahan dalam proses produksi hidrogen untuk kendaraan bermesin pembakaran internal yang sudah ada.