Merasa Dikhianati, Demokrat Bakal Turunkan Baliho Bergambar Anies Baswedan
JAKARTA - Partai Demokrat akan menurunkan baliho bergambar bakal calon presiden Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan yang selama ini sudah terpasang di berbagai lokasi.
Langkah ini dilakukan usai adanya kabar bahwa Anies telah setuju dipasangkan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atas kerjasama NasDem dan PKB.
"Ya kita turunkan," ujar anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan saat dikonfirmasi, Kamis, 31 Agustus, malam.
Partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu merasa Anies mengkhianati komitmen yang telah dibangun sebelumnya. Bahkan, Demokrat mengklaim dipaksa menyetujui pasangan Anies-Cak Imin oleh NasDem.
"Karena mengkhianati Demokrat," imbuhnya.
Baca juga:
Sebelumnya, Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya mengungkapkan momen Cak Imin ditetapkan sebagai cawapres Anies Baswedan yang diambil sepihak oleh Ketum NasDem, Surya Paloh.
Riefky mengaku, pihaknya terkejut karena proses finalisasi kerjasama koalisi diubah secara mendadak.
"Sesuatu yang tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi. Di tengah proses finalisasi kerja parpol koalisi bersama capres Anies dan persiapan deklarasi, tiba-tiba terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan," kata Riefky dalam keterangannya, Kamis, 31 Agustus.
"Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di NasDem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS," tambahnya.
Riefky mengatakan, Anies dipanggil malam itu juga oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan tersebut. Meski begitu, Riefky menyebut Anies hanya mengutus Sudirman, juru bicaranya, untuk menyampaikan keputusan penting tersebut kepada Demokrat dan PKS.
"Malam itu juga, capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu. Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini, tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya," kata Riefky.