Gubernur Khofifah Jajal MRT Elizabeth Line London, Serap Teknologi Transportasi Massal untuk Jatim

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mencoba alat transportasi publik "Mass Rapid Transit" (MRT) Elizabeth Line yang baru dioperasionalkan di Inggris.

"Alat transportasi publik ini dioperasikan oleh Crossrail Ltd, perusahaan yang telah menyampaikan Letter of Intent proyek investasi sektor transportasi kepada Pemerintah Provinsi Jatim saat temu bisnis dan investasi di London pada 29 Agustus lalu," kata Khofifah melalui keterangan tertulis dilansir ANTARA, Kamis, 31 Agustus.

Atas fasilitasi dari Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Jakarta dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Khofifah berkesempatan menggali ilmu dari Transport for London (TfL), tim yang bertanggung jawab terhadap hampir keseluruhan pengelolaan transportasi di London, termasuk jalur Elizabeth Line yang baru saja dioperasionalkan di bawah operator Crossrail Ltd, salah satu badan usaha milik daerah setempat.

Transportasi publik MRT jalur Elizabeth Line dibangun oleh Crossrail Ltd membentang lebih dari 100 kilometer dari Kota Reading dan Heathrow di bagian barat London melalui jalur terowongan bawah tanah sepanjang Sheffield dan Abbey Wood.

Kereta api bawah tanah ini berhenti di 41 stasiun, 10 di antaranya baru dibangun, yang terdata per tahun melayani sekitar 200 juta penumpang.

Elizabeth Line berbeda dengan jalur MRT lainnya yang sudah dibangun sebelumnya karena dibangun di bawah Kota London yang sudah padat dengan bangunan di atasnya.

Gubernur Khofifah mendapat kesempatan belajar tentang perencanaan stasiun kereta api yang ramah lingkungan dan teknologi tinggi, hingga terkait "Transit Oriented Development".

"Setelah ini proses transfer of knowledge akan dilakukan secara virtual oleh TFL dengan tim dari Jatim," ujarnya.

Dengan menjajal MRT Elizabeth Line, Khofifah berharap tim dari Pemprov Jatim juga bisa bisa belajar dan menjajal teknologi terbaru transportasi massal yang dikembangkan Crossrail Ltd untuk diterapkan di Jatim.

Menurutnya, di Jatim sudah dilakukan penyusunan feasibility study untuk "Surabaya Regional Railways Line" dan "Sustainable Urban Mobility Plan" dari Jerman, serta pre-feasibility study "Urban Mass Rapid Transit System" dari Jepang untuk membangun koneksitas di antara titik-titik di wilayah aglomerasi Surabaya, yang meliputi Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan.

Khofifah menilai pembangunan koneksitas transportasi publik penting untuk memudahkan mobilitas atau pergerakan masyarakat maupun barang dan jasa, khususnya untuk industri dan wisata.

"Penyusunan dokumen perencanaan tersebut merupakan bagian dari readiness criteria dalam pembangunan transportasi publik. Hasil studi diharapkan dapat menjadi dasar untuk membangun kerja sama lebih konkret dengan memberikan solusi mengatasi kepadatan lalu lintas di aglomerasi Surabaya melalui transportasi publik," ujarnya pula.