Menlu Retno Sebut Perhelatan KTT ke-43 ASEAN Jakarta Mirip G-20 Bali
JAKARTA - Menteri Luar Negeri atau Menlu Retno Marsudi menyampaikan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta akan dihadiri oleh 22 negara. Jumlah itu hampir sama dengan jumlah saat pelaksanaan KTT G-20 2022 lalu di Bali.
"Sejauh ini yang akan hadir adalah 22 negara dan sembilan organisasi internasional jadi kalau dilihat dari jumlah hampir sama dengan pada saat pelaksanaan G-20, lebih sedikit memang, tetapi persiapannya tidak kurang dari persiapan KTT G-20," kata Retno dalam keteranganya, Senin kemarin.
22 negara yang bakal menghadiri KTT ke-43 ASEAN tersebut terdiri dari 11 negara ASEAN termasuk Timor Leste yang akan diwakili Perdana Menteri Xanana Gusmao. Kemudian ada sembilan negara mitra ASEAN sekaligus negara anggota East Asia Summit, di antaranya Korea Selatan.
Baca juga:
- Menlu Tekankan 4 Ruh Besar Keketuaan Indonesia dalam ASEAN
- KTT ke-43 ASEAN akan Dihadiri 22 Negara dan 9 Badan Internasional
- Jelang KTT ke-43 ASEAN: DKI Sediakan 24 Bus Listrik dan 29 Jalan di Jakarta Terapkan Buka Tutup
- Kominfo Ajak Pranata Humas Aktif Gaungkan KTT ke-43 ASEAN: Melawan Disinformasi dan Menginspirasi Masyarakat
Selain itu, Jepang, India, RRT, Australia, Selandia Baru, Kanada, Rusia, AS. Hadir juga dua negara undangan, yakni Bangladesh karena menjadi ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Cooks Island yang merupakan Ketua Pacific Island Forum (PIF).
"Kenapa ada IORA dan PIF? Ini adalah penerjemahan pendekatan inklusif terhadap ASEAN outlook on the Indo-Pasifik dan akan ada kerja sama yang ditandatangani antara sekretariat ASEAN dengan sekretariat PIF dan IORA. Oleh karena itu selain ketua PIF dan ketua IORA, sekjen dari IORA dan sekjen dari PIF yang berarti ada dua organisasi lainnya yang juga akan datang," papar Retno.
Selain itu, dikatakan Retno, KTT ke-43 ASEAN ini juga akan dihadiri IMF dan Bank Dunia. Hadir pula dua organisasi sebagai observer yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) dan Trilateral Cooperation Secretariat (TCS) serta founder dan CEO World Economics Forum (WEF).