Pembunuhan di Gang Satiri Tebet: Pak RT Sebut Pelaku Sering Pesan Kue untuk Acara Pengajian di Rumah

JAKARTA – Kematian Mat Yusuf (61) di tangan Edy Rinaldi begitu tragis. Terlebih peristiwa pembunuhan itu berawal dari utang sebesar Rp300 ribu. Padahal rumah pelaku dengan korban hanya berjarak 3 rumah saja di Gang Perintis, Kebon Baru, Jakarta Selatan dan mereka sering berinteraksi sesamanya.

Pantauan VOI di tempat kejadian perkara (TKP), terlihat rumah korban dipasangi garis polisi. Nampak tiga sepeda motor yang terpakir di halaman rumah korban.

Tak hanya itu, terlihat juga bekas darah pada lantai dan tembok rumah pasang suami (pasutri) tersebut. Kemudian nampak pula baju dan kapas di depan pintu rumah korban, yang diduga digunakan untuk membersihkan darah yang menempel pada lantai.

Tak jauh dari kediaman korban, nampak rumah pelaku, Edy Rinaldi. Bangunan dua lantai itu berwana kuning. Nampak ada penghuni di dalam rumah pelaku, seorang wanita yang sepertinya bagian keluarga pelaku.

Ketua RT setempat, Ahmad Satiri mengatakan antara pelaku dengan korban sebenarnya sangat dekat. Jarak rumahnya juga sangat bedekatan.

“Iya warga saya, (rumahnya) itu atas (jarak 3 rumah dari korban). Dia cukup dekat. Keduanya baik dan pelaku suka sewa motor juga sama korban,” kata Satiri saat ditemui, Senin, 28 Agustus.

Satiri mengaku kaget saat mengetahui insiden pembunuhan tersebut, karena Satiri mengetahui keduanya sangat dekat. Bahkan, pelaku sering pesan kue korban. Oleh sebab itu Satiri sangat kaget mengetahui korban dan pelaku bertikai hingga menimbulkan kematian.

“Sering mesen kue sama bininya (korban). Acara pengajian pesen kue, buat temen sakit bawa kue,” katanya.

Satiri, pak RT sekaligus actor dalam serial ‘Ojek Pangkalan’ itu menduga pelaku melakukan perbuatan itu atas dasar sakit hati saat ditagih utang oleh istri korban, Haryanti. Sebab, lanjut Satiri, Haryanti sering menagih utang dengan kata-kata kasar.

Diketahui, Edy memiliki utang ke Haryanti sebesar Rp1 juta, sudah dibayar Rp700 ribu. Sisanya Rp300 ribu.

“Mungkin sakit hati jadi bahasanya sudah kasar saat ditagih. Nah sekarang karena masalah begini, mungkin dia pusing,” tutupnya.