Sri Mulyani Bicara IKN di Forum ASEAN, Ungkap Peran APBN dalam Menarik Investasi Swasta
JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah Indonesia kini tengah membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan.
Disebutkan bahwa peran APBN sangat sentral dalam proses pembangunan di tahap awal. Kata dia, instrument keuangan negara bersifat katalis dalam menggaet investasi lanjutan di IKN.
“Indonesia juga sedang membangun ibu kota baru di kalimantan, yang mana banyak di antaranya memerlukan dana publik (APBN) terlebih dahulu agar kita dapat membangun infrastruktur yang diperlukan sebelum dapat menarik sektor swasta,” ujarnya ketika berbicara di seminar Promoting Sustainable Infrastructure Development dalam rangkaian agenda ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governos Meeting (AFMGM), Kamis, 24 Agustus.
Menkeu menjelaskan, fasilitas dasar yang menjadi project APBN di Ibu Kota Negara mencakup pembangunan jalan raya, bandara, sarana pengairan, instalasi kelistrikan, hingga perumahan dan gedung-gedung pemerintah.
“Jika anda dapat melihat bahwa Indonesia mempunyai perbedaan geografis yang sangat besar. Setiap daerah mempunyai daya tariknya masing-masing. Misalnya, untuk pulau jawa ini lebih matang karena kepadatan penduduknya, daya belinya, sehingga daya tariknya terhadap sektor swasta jauh lebih baik,” tutur dia.
Menkeu menambahkan, bagi banyak pulau besar namun berpenduduk sedikit, pemerintah mempunyai tantangan yang sangat berbeda dalam pembangunan infrastruktur.
“Dalam konteks ini pendanaan sektor publik jauh lebih dibutuhkan. Semisal Papua yang tentu saja memiliki karakteristik yang berbeda. Di wilayah itu membutuhkan lebih banyak pendanaan publik untuk membuka bandara. Jadi jelas intervensi pemeritah sangat penting disini,” tegas dia.
Baca juga:
VOI mencatat, total anggaran pembangunan IKN yang disalurkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) periode 2022-2024 menapai Rp65,57 triliun.
Khusus untuk periode tahun depan yang sudah masuk dalam Rancangan APBN 2024 adalah sebesar Rp40,6 triliun.