Pembebasan Lahan Exit Tol Ngaliyan Semarang Bertambah Jadi 6 Hektare
SEMARANG - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan luas lahan yang harus dibebaskan untuk proyek Exit Tol Ngaliyan, Semarang, bertambah sehingga penyelesaiannya dipastikan sedikit mundur.
"Pembebasan lahan yang (semula) 4.000 meter persegi berubah menjadi 6 hektare sehingga dibutuhkan anggaran pembebasan yang lebih banyak," kata Ita, sapaan akrab Hevearita dilansir ANTARA, Rabu, 23 Agustus.
Menurut dia, pimpinan PT Jasamarga Semarang-Batang sudah bertemu dengan Pemerintah Kota Semarang untuk membahas desain Exit Tol Ngaliyan yang berubah menyesuaikan kondisi di lokasi.
"Mengingat di sana (Ngaliyan, red.) lalu lintas sudah lebih padat sehingga membutuhkan 'exit' atau jalur yang lebih panjang. Mungkin ini agak mundur karena pembebasan lahan," katanya.
Meski penyelesaiannya mundur, Ita mengaku tidak masalah karena secara desain lebih bagus dan memudahkan akses masyarakat pengguna jalan untuk keluar masuk melalui tol Semarang-Batang.
Wali Kota Semarang mengatakan pembebasan lahan untuk Exit Tol Ngaliyan menyesuaikan desain baru akan dianggarkan pada awal 2024, tetapi tidak masalah karena semuanya untuk hasil yang lebih baik.
"Nanti akan pararel. Sebagian lahan Pemkot Semarang. Kami enggak masalah, nanti aturannya seperti apa kami siap mendukung," kata dia.
اقرأ أيضا:
Keberadaan Exit Tol Ngaliyan, kata dia, sangat strategis untuk mendukung kegiatan perekonomian di sekitar kawasan itu, apalagi terdapat kawasan industri di Bukit Semarang Baru (BSB).
"Dari desain kami melihatnya tambah oke. Tambah panjang untuk 'exit' dan 'in-out'nya ke Kota Semarang. Kami siap mendukung untuk mempermudah lalu lintas mengurangi kecelakaan," katanya.
Selain itu, kata dia, keberadaan Exit Tol Ngaliyan diharapkan juga bisa mengurangi kejadian kecelakaan karena banyak truk yang keluar masuk kawasan industri di BSB.
"Kami akan support PT Jasamarga Semarang Batang karena di 2024 awal sudah akan diadakan 'groundbreaking'," pungkas Ita.
Pembangunan Exit Tol Ngaliyan juga berdampak terhadap fasilitas umum, seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 16 Semarang yang lahannya masuk dalam desain pembangunan.
Namun, saat ini sudah ada bangunan pengganti yang baru saja rampung dibangun yang lokasinya tidak terlalu jauh, dan rencananya direlokasi pada tahun ini.