Di Forum ASEAN, Indonesia Tegaskan Terbuka untuk Upaya Transisi Energi dan Bisnis Hijau

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan bahwa Indonesia mempunyai pendekatan yang sangat terbuka atas upaya-upaya transisi energi maupun model bisnis hijau yang sesuai dengan prinsip-prinsip lingkungan hidup.

Hal itu ditegaskan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu saat berbicara di Workshop on Energy Transition Mechanism (ETM) dalam rangkaian agenda ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) hari ini.

“Indonesia sangat jelas terbuka untuk transisi dan bisnis hijau,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 23 Agustus.

Menurut Febrio, melalui komitmen pemerintah itu kini sejumlah kementerian/lembaga terkait terus menyiapkan berbagai instrumen regulasi sebagai landasan implementasi di lapangan. Disebutkan juga bahwa skema bisnis hijau memiliki potensi ekonomi yang cukup besar di masa mendatang.

“Transisi dan investasi hijau di Indonesia kini sedang berkembang. Pemerintah kemudian juga merespon dengan mengeluarkan insentif fiskal agar menarik lebih banyak minat investor swasta untuk berkecimpung di industri hijau. Seperti beberapa diantara insentif fiskal ini adalah tax holiday, tax allowances, dan juga fasilitas-fasilitas lainnya,” tutur dia.

Febrio menjelaskan jika langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah semakin mendukung iklim usaha dan ekosistem bisnis hijau di Indonesia.

“Berdasarkan data yang kami miliki, pada periode 2021 hingga 2022, Indonesia berhasil menarik komitmen investasi sebesar 20,3 miliar dolar AS untuk rantai pasok kendaraan elektrik. Dari jumlah itu, porsi terbesar adalah untuk produksi baterai (kendaraan listrik) senilai 15 miliar dolar AS,” tegasnya.