BWF Unggah Video Bertajuk Surat Cinta untuk Istora Senayan, Testimoni Kenangan Atlet Dunia

JAKARTA - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengunggah sebuah video bertajuk Surat Cinta untuk Istora Senayan. Video itu berisi momen para pemain bulu tangkis dunia yang menyampaikan kenang-kenangan saat tampil di Indonesia.

Istora Senayan menjadi salah satu arena perhelatan bulu tangkis yang mendunia. Sejumlah agenda besar di dunia bulu tangkis kerap digelar dalam venue yang dibangun tahun 1960-an itu.

Tahun ini muncul rencana bahwa agenda bulu tangkis yang dijadwalkan di Istora, akan dipindah lokasi ke Indonesia Arena yang rampung dibangun. Rencana itu jelas akan meninggalkan kenangan bagi para pemain-pemain bulu tangkis dari berbagai masa punya memori indah di Istora.

Dalam unggahan di akun YouTube resmi mereka, BWF merangkum kenangan para pebulu tangkis dunia yang sempat merasakan tampil di Istora. Di video berdurasi 18 menit itu para pemain menceritakan beragam kisah menyenangkan dan mengharukan.

>

Chou Tien Chen dan Loh Kean Yew bahkan membagikan cerita soal sorakan 'eaa, eaa, eaa' yang kerap dilontarkan penonton di tribun ketika mereka bermain di Istora. Hal tersebut dianggap keduanya menjadi momen yang berkesan.

"Mereka (penonton) mendukung dari dalam hati jadi kami bisa merasakannya. Satu pukulan mereka berteriak 'eaa', dua pukulan mereka berteriak 'eaa eaa', tiga pukulan 'eaa eaa eaa'," kata Tien Chen sembari tersenyum.

"Saya sedang melakukan kebiasaan rutin sebelum tanding dan mereka kemudian mulai teriak 'eaa eaa eaa eaa eaa eaa' ha ha ha ha," sambung Kean Yew dari video yang dikutip, Rabu 18 Agustus.

Riuh penonton yang membakar semangat menjadi hal yang paling diingat oleh mayoritas pemain saat bertanding di Istora. Zheng Siwei menyatakan, bermain di Istora berarti harus melipatgandakan konsentrasi di lapangan karena teriakan penonton bisa memecah konsentrasi.

"Atmosfernya di luar imajinasi Anda. Anda harus benar-benar fokus. Kalau tidak benar-benar fokus, kuping Anda bisa pengang," kata pasangan Huang Yaqiong di sektor ganda campuran itu.

Kisah soal kenangan di Istora juga dibagikan legenda bulu tangkis Indonesia, Rexy Mainaky. Ia menceritakan momen luar biasa saat membawa Indonesia menjadi juara Thomas Cup hampir 30 tahun silam, ketika situasi Istora jauh berbeda dibanding saat ini.

"Saya ingat Thomas Cup 1994 itu benar-benar gila. Atmosfer di dalam lapangan sangat gila," kata Rexy dalam video.

Kisah haru bahkan juga dibagikan Carolina Marin. Mantan pemain tunggal putri nomor satu dunia itu begitu mengapresiasi penonton-penonton di Istora yang tetap mendukungnya meski ia kalah saat tampil di Indonesia Open di Istora.

"Saya ingat saya kalah dalam pertandingan yang alot melawan Wang Yi Han. Saat itu mata saya terasa berair karena saya kalah tetapi mereka di sana (Istora) meneriakkan nama saya," kenang Marin.