Rusia Ingin Tingkatkan Kerja Sama Energi Nuklir dengan Asia dan Timur Tengah
JAKARTA - Rusia memiliki potensi untuk meningkatkan kerja sama pada bidang energi dengan negara-negara Asia dan Timur Tengah, kata kepala perusahaan tenaga nuklir Rusia Rosatom, Alexey Likhachev.
“Tentu saja, potensi pertumbuhan di sektor energi secara umum, dan khususnya di industri nuklir, ada di Asia, Timur Tengah, dan mereka hanya menginginkan teknologi dan pasokan kami," kata Likhachev saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut transkrip yang dirilis Kremlin dilansir ANTARA dari Anadolu, Selasa, 15 Agustus.
"Terkait itu, tentu saja kami saat ini sedang meningkatkan produksi dan akan memperkuat kepemimpinan kami,” lanjutnya.
Likhachev menyampaikan terima kasih kepada Putin atas dukungannya dalam akuisisi perusahaan terhadap cadangan uranium Budyonovskoye di Kazakhstan, sehingga Rosatom menjadi perusahaan dengan cadangan uranium terbesar kedua.
Baca juga:
- Kasus Polisi Diduga Paksa Tahanan Wanita Oral Seks Ditangani Propam Polda Sulsel
- Kejagung Bakal Konfrontir Soal Asal Usul Uang Rp27 Miliar yang Diserahkan Pengacara Irwan Hermawan
- Terdengar Suara Tembakan, KKB Ganggu Latihan Paskibraka di Ilaga Papua Tengah
- PDIP Tegaskan Jokowi Tepis Isu Dukung Prabowo di Pilpres 2024
Dia mengatakan Rosatom sudah mulai meningkatkan pengiriman produknya ke luar negeri, terutama ke negara-negara sahabat.
“Negara-negara itu adalah negara di Asia, China, Timur Tengah, Afrika. Di sana kami memiliki pertumbuhan hingga 60-70 persen dalam berbagai jenis pasokan ke serangkaian proses perkembangan bahan bakar nuklir,” katanya.
Likhachev juga mengatakan negara-negara tersebut mengalami “tekanan luar biasa”, baik secara politik maupun ekonomi.
“Tentu saja, pada titik saat ini, kami tidak melihat prospek khusus untuk pertumbuhan di pasar Eropa, dan bukan hanya karena ada sikap tidak bersahabat terhadap kami, tetapi karena tidak ada potensi pertumbuhan di sana," kata dia.