Peluang Besar, Kemenlu Dorong UMKM Jajal Pasar Asia Selatan dan Afrika
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri menyatakan tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk membantu membuka jalan para pelaku usaha di Indonesia, utamanya UMKM, dalam memperluas pangsa pasar di mancanegara.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa salah satu wilayah yang favorit untuk berkembang adalah kawasan Asia Selatan. Menurut dia, dengan populasi yang cenderung besar peluang ekspansi bisnis bakal semakin tinggi.
“Kita perlu mengembangkan daerah tujuan ekspor ke kawasan yang mungkin sekarang belum optimal, seperti di Asia Selatan. Kenapa ke daerah itu? karena total populasi di sana hampir 2 miliar orang,” ujarnya saat menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Senin, 14 Agustus.
Pahala menjelaskan, selain itu pemerintah juga mendorong UMKM untuk mengarahkan bidikannya di Afrika mengingat wilayah itu bukan merupakan traditional market bagi Indonesia.
“Di Afrika ada populasi sekitar 1,7 miliar orang. Jadi ini tentunya bagaimana kita mendukung untuk memberikan wilayah itu prioritas,” tuturnya.
Eks Wakil Menteri BUMN itu mengungkapkan pula jika Kemenlu siap berkerja sama dengan dengan sejumlah kementerian maupun lembaga terkait mengingat penguatan perdagangan internasional banyak beririsan dengan instansi lain.
“Banyak sekali produk kita yang bisa masuk. Salah satu yang kini sedang difokuskan adalah produk obat-obatan serta vaksin. Seperti Biofarma yang sekarang jadi mitranya WHO dan Unicef untuk melakukan vaksinasi di beberapa negara Afrika,” tegas dia.
Baca juga:
Terbaru, Kementerian Luar Negeri baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Keuangan terkait dengan upaya mendorong UMKM Go Global.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan sinergi dua instansi ini mempunyai tiga arti penting. Pertama, ini adalah dukungan nyata terhadap urgensi pemulihan ekonomi nasional.
“Kedua, ini merupakan peran aktif Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan dalam meningkatkan langkah-langkah diplomasi ekonomi,” kata Retno.
Serta yang ketiga adalah memastikan diplomasi ekonomi menghasilkan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.