Kalbar Terima Bantuan 6 Mesin Pompa dari Pemerintah Malaysia untuk Tanggulangi Karhutla
KALBAR - Pemerintah Kalimantan Barat (Kalbar) menerima bantuan berupa enam unit mesin pompa air dari Pemerintah Malaysia untuk membantu dalam upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi tersebut.
"Penyerahan bantuan pompa air ini dalam rangka memberikan fasilitas pendukung untuk mengantisipasi penanganan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Kalimantan Barat," kata Gubernur Kalbar Sutarmidji di Pontianak, Kalbar, Jumat 11 Agustus, disitat Antara.
Menurut Sutarmidji, bantuan tersebut juga merupakan bentuk komitmen dan cerminan hubungan baik yang telah terbangun antara Indonesia dan Malaysia sebagai negara serumpun dan berbatasan langsung.
"Kami mengapresiasi atas bantuan yang diberikan oleh Konsulat Malaysia. Jadi, kerja sama ini sudah sering kami lakukan, mengingat perkebunan di Kalbar ini cukup luas dan banyak, dan tak dipungkiri salah satu investornya dari Malaysia," jelasnya.
Selain itu, kerja sama antara Indonesia, khususnya Pemerintah Kalbar, dan Malaysia juga sudah sering dilakukan.
"Yang jelas, kita sebagai negara yang bertetangga terus berusaha untuk menjaga dan meningkatkan kerja sama di bidang apa pun; termasuk saat COVID-19 kemarin, kami mengalami kelangkaan oksigen dan itu berkat kerja sama dengan Konsulat Malaysia, tak lebih dari 24 jam kami sudah bisa mendatangkan oksigen bagi masyarakat yang membutuhkan," kata Sutarmidji.
Baca juga:
Sementara itu, pimpinan Konsulat Malaysia Azizul Zekri Bin Abd Rahim mengungkapkan bahwa penyerahan mesin pompa air kepada Pemprov Kalbar merupakan bentuk sinergisme kedua belah pihak dan hubungan diplomatis yang baik sebagai negara bertetangga.
"Tentu, kegiatan yang kami laksanakan pada hari ini yaitu menyerahkan mesin pompa air sebagai bentuk sinergi kami baik dari Pemerintah Malaysia bersama Indonesia, khususnya di Kalbar, untuk mengantisipasi perubahan cuaca, seperti fenomena El Nino yang bisa menyebabkan karhutla. Tentu, peristiwa ini tidak hanya terjadi di Kalbar, tetapi juga berdampak pada beberapa negara bahkan Malaysia sendiri," ujar Azizul Zekri.