Inggris Peringatkan Rusia Mungkin mulai Menargetkan Kapal Sipil di Laut Hitam, Ada Indikasi Penambahan Ranjau Laut

JAKARTA - Inggris memiliki informasi yang mengindikasikan militer Rusia mungkin akan bergerak lebih jauh dari serangan terhadap fasilitas biji-bijian Ukraina dan mulai menyasar kapal-kapal sipil di Laut Hitam, kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward.

Dikatakan olehnya, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak telah menyampaikan informasi tersebut kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah panggilan telepon pada Hari Selasa.

Informasi dari Inggris juga mengindikasikan Rusia telah memasang ranjau laut tambahan di dekat pelabuhan-pelabuhan Ukraina, katanya.

"Kami setuju dengan penilaian AS bahwa ini adalah upaya terkoordinasi untuk membenarkan dan menyalahkan Ukraina atas serangan terhadap kapal-kapal sipil di Laut Hitam," kata Woodward kepada para wartawan, dilansir dari Reuters 26 Juli.

Misi Rusia untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait perkataan Woodward.

Sebelumnya, Gedung Putih memberikan peringatan serupa pekan lalu tentang kemungkinan serangan terhadap kapal-kapal sipil dan ranjau laut.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan beruntun mengenai Ukraina pada Hari Rabu.

Pertemuan pertama, yang diminta oleh Rusia, adalah untuk membahas tuduhan Rusia mengenai 'penganiayaan' Ukraina terhadap Gereja Ortodoks Ukraina (UOC) yang terkait dengan Moskow. Ukraina menuduh UOC mempertahankan hubungan dengan Gereja Ortodoks Rusia yang pro-invasi, tetapi UOC mengatakan bahwa mereka telah memutuskan hubungan tahun lalu.

Pertemuan kedua, yang diminta oleh Ukraina, akan membahas serangan-serangan Rusia baru-baru ini terhadap infrastruktur sipil dan pelabuhan-pelabuhan serta "upaya-upaya Moskow untuk mempersenjatai pasokan-pasokan pangan global," kata Woodward.

Diketahui, Rusia minggu lalu keluar dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina melalui Laut Hitam yang aman selama setahun terakhir, mengatakan tuntutan untuk meningkatkan ekspor makanan dan pupuknya sendiri, yang tidak tunduk pada sanksi-sanksi Barat, belum dipenuhi.

Sejak Rusia keluar dari kesepakatan tersebut dan mulai menyerang pelabuhan-pelabuhan pengekspor makanan Ukraina di Laut Hitam dan Sungai Danube, harga gandum dan jagung berjangka global meningkat tajam. PBB telah memperingatkan bahwa mereka yang paling rentan akan membayar harga tertinggi.