Terungkap Xi Jinping Pernah Minta Militer China Siap Perang di Tengah Ketegangan dengan Barat
JAKARTA - Presiden China Xi Jinping pada akhir 2020 pernah mendesak militer negaranya bersiap dengan kemungkinan perang di tengah perselisihan dengan negara-negara Barat.
Xi menyampaikan pandangan kemunduran hubungan yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat dan Eropa telah dimulai, menurut dokumen internal dilansir ANTARA dari Kyodo, Selasa, 25 Juli.
Dalam pertemuan tertutup dengan Komisi Militer Pusat Partai Komunis, Xi menekankan jika satu konflik lokal terjadi dan berlanjut, hal itu dapat menyebar ke area yang lebih luas, meski dia menyangkal kemungkinan terjadinya perang dunia baru.
Namun, dokumen yang dikeluarkan pada Juni tahun lalu itu menunjukkan hal berbeda.
Dokumen tersebut, yang berisi pernyataan Xi pada pertemuan 21 Desember 2020, dari komisi yang dipimpinnya dan telah digunakan sebagai buku teks bagi para pejabat senior militer dan partai komunis China.
Meskipun China dan AS baru-baru ini meningkatkan pembicaraan dan meredakan ketegangan mengenai sejumlah isu panas, dokumen itu menunjukkan Beijing tetap sangat waspada atas kemungkinan bentrokan militer.
Hubungan China-AS memburuk secara signifikan pada Desember 2020 saat pemerintahan Donald Trump mengkritik tajam China atas penyebaran virus corona baru, yang pertama kali ditemukan pada akhir 2019 di kota Wuhan, China tengah.
Pada pertemuan itu, Xi mengacu pada pengaruh Barat yang melemah kebalikan dari berkembangnya kekuatan China. Dia menyebutkan bahwa "Timur bersinar, Barat meredup", dan menyebutnya sebagai suatu "tren bersejarah".
另请阅读:
Namun demikian, pemimpin China itu mengatakan situasi yang mana Barat memiliki keunggulan kompetitif "pada dasarnya tidak berubah," merujuk pada risiko benturan yang tak terhindarkan antara negara-negara Barat dan China, yang telah memperkuat kekuatan militer dan ekonominya.
Berdasarkan pandangan tersebut, Xi menekankan pentingnya militer China agar "mempersiapkan diri untuk pecahnya perang dan reaksi berantainya,".
Xi memerintahkan pasukan untuk "selalu siap untuk bertempur: untuk menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional", menurut dokumen itu.
Komentar Xi diyakini dibuat dalam perenungan hipotetis terkait keadaan darurat di Taiwan.
Beijing, yang menganggap Taiwan sebagai provinsi pemberontak yang harus disatukan dengan China daratan jika perlu dengan paksa, baru-baru ini meningkatkan tekanan militer di wilayah tersebut.
Menurut isi dokumen tersebut, Xi juga mengaku dalam pertemuan pada 2020 bahwa pasukan anti-China di Barat bertujuan untuk menggulingkan kepemimpinan Partai Komunis China, dan dia menunjukkan ketidakpercayaan yang kuat terhadap Amerika Serikat.