Sebut Kesepakatan Biji-bijian Laut Hitam Jadi Tidak Berarti, Presiden Putin: Kami Mampu Gantikan Gandum Ukraina Komersial Maupun Gratis

JAKARTA - Rusia menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang menjamin ekspor biji-bijian Ukraina dengan aman karena kesepakatan tersebut kehilangan maknanya, tulis Presiden Vladimir Putin dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Hari Senin.

"Kelanjutan dari kesepakatan biji-bijian telah kehilangan maknanya," kata Presiden Putin menurut artikel di situs web Kremlin, melansir Reuters 24 Juli.

Mengatakan syarat-syarat untuk perpanjangan perjanjian yang diajukan Rusia diabaikan, Moskow minggu lalu keluar dari kesepakatan yang memungkinkan Ukraina setahun lalu untuk mengekspor biji-bijian dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam, meskipun ada perang, untuk meringankan krisis pangan global.

Tuntutan utama yang disampaikan Presiden Putin minggu lalu agar Moskow kembali ke kesepakatan tersebut, bagaimanapun, tidak secara langsung merujuk pada tujuan kemanusiaan.

Setelah keluar dari kesepakatan tersebut, Rusia telah menggempur pelabuhan-pelabuhan pengekspor makanan Ukraina hampir setiap hari. Sebuah serangan pada Hari Minggu di pelabuhan selatan Odesa menewaskan satu orang dan melukai puluhan lainnya.

Dalam sebuah tulisan menjelang KTT Rusia-Afrika kedua yang akan berlangsung di St. Petersburg pada Hari Kamis dan Jumat, Presiden Putin mengatakan Rusia memperkirakan rekor panen tahun ini.

"Saya ingin memastikan bahwa negara kami mampu menggantikan gandum Ukraina baik secara komersial maupun gratis, terutama karena kami kembali memperkirakan rekor panen tahun ini," sebut Presiden Putin.

Diketahui, Rusia dan Barat semakin bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Afrika. Meskipun Moskow sejauh ini hanya berinvestasi sedikit di sana, menurut data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rusia telah melakukan upaya diplomatik untuk mendapatkan dukungan dari benua itu.

Dalam pemungutan suara PBB pada Maret 2022 untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, 28 negara Afrika memberikan suara mendukung resolusi tersebut, tetapi 25 negara lainnya memilih abstain atau tidak memberikan suara sama sekali.

"Rusia akan terus berupaya keras untuk mengatur pasokan biji-bijian, makanan, pupuk dan lainnya ke Afrika. Kami sangat menghargai dan terus mengembangkan seluruh hubungan ekonomi dengan Afrika secara dinamis," tulis Presiden Putin.