Desak Pemimpin Dunia Berbuat Lebih Banyak untuk Atasi Perubahan Iklim, Paus Fransiskus: Tidak Dapat Ditunda
JAKARTA - Pemimpin Gereja Katolik dunia Paus Fransiskus mengatakan pada Hari Minggu, gelombang panas baru-baru ini di berbagai belahan dunia dan banjir di negara-negara seperti Korea Selatan menunjukkan tindakan yang lebih mendesak diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim.
"Tolong, saya memperbaharui seruan saya kepada para pemimpin dunia untuk melakukan sesuatu yang lebih konkret untuk membatasi emisi polusi," kata Paus Fransiskus di hadapan para jemaat yang hadir di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, melansir Reuters 23 Juli.
"Ini adalah tantangan yang mendesak, tidak dapat ditunda, ini menyangkut semua orang. Mari kita lindungi rumah kita bersama," seru paus.
Lebih jauh, Paus Fransiskus telah menyerukan kepada dunia untuk segera meninggalkan bahan bakar fosil, menjadikan perlindungan lingkungan sebagai landasan kepausannya. Dia mencatat dalam ensiklik "Laudato Si" (Terpujilah Engkau) tahun 2015 yang terkenal, planet ini "mulai terlihat semakin seperti tumpukan kotoran yang sangat besar".
Pada Hari Minggu, Paus menyatakan solidaritasnya kepada mereka yang menderita akibat krisis iklim dan mereka yang memberikan bantuan.
Baca juga:
- Hilang Puluhan Tahun, Surat Abad ke-15 dari Christopher Columbus yang Dicuri Dikembalikan ke Italia
- Lakukan Pemetaan Arkeologi Bawah Air, Tim Arkeolog Internasional UNESCO Temukan Tiga Reruntuhan Kapal
- Pecahkan Rekor Pendakian Everest, Kami Rita Soroti Kesejahteraan dan Sherpa Muda yang Memilih Bekerja di Luar Negeri
- Bikin Haru! Bayi Ini Lewati Perjuangan Hebat: Lahir di Usia Kehamilan 23 Minggu, Tanpa Detak Jantung dan Lawan Infeksi
Diketahui, beberapa bagian Amerika Serikat bagian selatan telah terpanggang dalam gelombang panas yang memecahkan rekor. Sementara, suhu ekstrem juga tercatat di China dan Eropa selatan, termasuk Italia dan Yunani.
Sementara itu, kebakaran hutan yang terjadi di pulau Rhodes, Yunani, memaksa ribuan turis dan penduduk pulau tersebut untuk berlindung di sekolah-sekolah dan stadion dalam ruangan pada Hari Minggu, setelah mereka dievakuasi dari desa-desa dan resor-resor di pesisir pantai.