Sumur Warga Cianjur Mulai Mengering, BPBD Imbau Siapkan Bak Penampungan Air Hadapi Kemarau
JABAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meminta warga Kabupaten Cianjur menyiapkan bak penampungan air dan kolam resapan untuk mengantisipasi dampak musim kemarau memicu rawan kekeringan.
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo mengaku, pihaknya telah melakukan pemetaan terkait wilayah rawan kekeringan saat kemarau melanda di Cianjur.
"Sejumlah pola telah kami siapkan, termasuk menyiapkan suplai air bersih menggunakan truk tangki yang dapat menjangkau sejumlah perkampungan di wilayah timur dan utara Cianjur," katanya di Cianjur, Jawa Barat (Jabar), Rabu 12 Juli, disitat Antara.
Rudi menambahkan, BPBD Cianjur juga melakukan koordinasi dengan dinas terkait, aparat kecamatan dan desa, untuk melakukan antisipasi bersama dengan cara membuat bak penampungan terpusat sehingga suplai air bersih dari truk tangki dapat menjangkau wilayah terpencil.
"Sesuai instruksi Bupati Cianjur, kami sudah minta aparat kecamatan dan desa segera membangun bak penampungan atau embung di zona merah kekeringan, sehingga saat kemarau warga tidak kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Baca juga:
- Panglima TNI: Pembebasan Pilot Susi Air Utamakan Negosiasi Damai Cegah Jatuhnya Korban
- Eks Kepala Cabang BNI Mataram Resmi Ajukan Banding, Pengacara: Rp29,95 M Program KUR Bukan Uang Pemerintah
- Cari Bukti Gratifikasi dan Pencucian Uang, Rumah Keluarga Eks Kepala Bea Cukai Makassar Digeledah KPK
- Bupati Muna Jadi Tersangka Dugaan Suap Pengurusan Dana PEN
Berdasarkan penelusuran, ratusan kepala keluarga di Kampung Rawa Sampih, Desa Kemang, Kecamatan Bojongpicung, terpaksa mandi dan mencuci di Sungai Cihea saat kemarau saat ini.
Aktivitas itu dilakukan warga lantaran sumur milik mereka mulai mengering dan hanya digunakan untuk kebutuhan memasak.
"Kami hanya menggunakan air sumur untuk keperluan memasak sehari-hari karena debitnya terus berkurang dan beberapa sumur milik warga sudah mengering. Untuk mandi dan cuci warga lebih banyak menggunakan air sungai," kata seorang warga setempat, Aep Saepuloh.
Hal yang sama dikeluhkan warga di sejumlah kampung di Kecamatan Sukaluyu dan Karangtengah Cianjur. Untuk memenuhi keperluan air bersih, warga terpaksa harus berjalan kaki sejauh dua kilometer menyusuri tebing untuk sampai sumber mata air setiap pagi dan petang.