Bagikan:

PALU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah menyatakan selama musim kemarau, sebanyak 1.325 Kepala Keluarga (KK) atau 5.543 jiwa sulit mendapatkan air bersih di Desa Jaya Bakti, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai.

"Desa Jaya Wijaya, Kabupaten Banggai sejak awal September mulai terdampak kekeringan dan sekitar 5.543 jiwa mengalami kekurangan air bersih sebagai dampak musim kemarau serta cuaca ekstrem El Nino," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus di Palu, Kamis.

Ia menjelaskan, berdasarkan rilis Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi musim kemarau berkepanjangan dengan peringatan fenomena El Nino terjadi di beberapa wilayah, termasuk Sulteng dan hasil monitoring hingga pertengahan tahun 2023, sebanyak 63 persen dari zona musim telah memasuki musim kemarau, salah satunya adalah Kabupaten Banggai.

Menurut dia, kondisi ini menyebabkan jumlah kebutuhan air bersih di wilayah Desa Jaya Bakti menjadi tidak cukup karena debit air sungai yang mulai berkurang. Mata air desa yang digunakan untuk mengisi bak penampungan umum juga mengering.

"Jaringan air desa yang berjarak 12 kilometer dari sumber mata air membuat bak penampungan air desa menjadi kering," ujarnya.

Ia mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Banggai berupaya menyalurkan bantuan air bersih sebanyak lima kali angkut atau sekitar 25.000 liter per harinya menggunakan satu unit mobil tangki air.

"Namun berdasarkan laporan sementara, saat ini TRC kami membutuhkan kendaraan mobil tangki air bersih dan jaringan pipa PDAM yang dapat mengaliri air di setiap dusun," katanya.

Ia mengatakan pihaknya sampai saat ini masih melakukan asesmen di lapangan serta berkoordinasi dengan aparat desa serta warga setempat terkait peristiwa kekeringan ini.

Oleh karena itu, Akris mengimbau kepada masyarakat untuk menghemat penggunaan air bersih dengan menggunakan air secukupnya menghadapi fenomena El Nino saat ini.