Pasukan Israel Ditarik dari Jenin Tepi Barat: 13 Orang Tewas, 120 Ditangkap
JAKARTA - Pasukan Israel mulai ditarik mundur dari Kota Jenin, Tepi Barat pada Selasa malam, usai melakukan operasi militer terbesar dalam dua dekade terakhir yang dimulai pada Hari Senin.
"Pasukan Israel mulai mundur dari kamp Jenin," kata seorang juru bicara militer tanpa rincian lebih lanjut, mengutip The National News dari AFP 5 Juli.
Pertempuran sengit pecah antara pasukan Israel dengan militan Palestina sejak Hari Senin, saat Pemerintah PM Benjamin Netanyahu menggelar operasi dengan nama sandi 'Home and Garden' yang menargetkan kelompok militan dan infrastruktur pendukungnya di Jenin.
"Saat ini kami sedang menyelesaikan misi dan saya dapat mengatakan bahwa tindakan skala besar kami di Jenin bukanlah hal yang dilakukan terpisah," kata PM Netanyahu saat berkunjung ke sebuah pos militer di dekat kota di utara Tepi Barat yang diduduki.
Rekaman yang dibagikan di Twitter oleh saluran Israel pada Hari Selasa menunjukkan konvoi kendaraan lapis baja meninggalkan Jenin.
"Dalam dua tahun terakhir (Jenin menjadi) pabrik teror. Dalam dua hari terakhir, ini berakhir," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.
Militer Israel diketahui mengirim sekitar 1.000 tentara dan melancarkan lebih dari 20 serangan udara selama operasi tersebut, yang menuai kecaman luas karena membahayakan warga sipil di Jenin.
Mengutip Reuters, dua belas orang Palestina dan seorang tentara Israel tewas dalam operasi tersebut. Dari jumlah itu, sekitar lima di antaranya merupakan militan Palestina.
Kelompok militan Jihad Islam mengklaim empat pejuangnya tewas, sedangkan Hamas mengatakan satu anggotanya tewas. Status yang lain tidak jelas, meski pejabat Israel mengatakan sejauh yang mereka ketahui, tidak ada warga sipil yang terbunuh.
Tetapi, Vanessa Huguenin, juru bicara kantor kemanusiaan PBB, mengatakan tiga anak termasuk di antara mereka yang tewas.
"Kami khawatir dengan skala operasi udara dan darat yang terjadi di Jenin, Tepi Barat yang diduduki, dan serangan udara menghantam kamp pengungsi yang padat penduduknya,” ungkap Huguenin.
Sedangkan untuk korban luka-luka, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sekitar 100 orang terluka, dengan 20 di antaranya serius.
Terpisah, Doctors Without Borders mengatakan pasukan Israel telah menembakkan gas air mata ke sebuah rumah sakit tempat timnya bekerja.
Militer Israel mengatakan tidak mengetahui pasukannya menembak di sekitar rumah sakit. Tetapi, mereka melakukan serangan udara terhadap orang-orang bersenjata yang mengambil posisi di pemakaman dan menimbulkan ancaman bagi pasukan yang ditarik.
Seorang juru bicara militer Israel pada Selasa pagi mengatakan kepada The National, pasukannya telah menangkap 120 tersangka teroris dari 160 yang dikejar.
Baca juga:
- Presiden Putin Pastikan Stabilitas Rusia di Hadapan Xi Jinping, Pemimpin Iran hingga Sekjen PBB Usai Pemberontakan Wagner
- Penyelidikan Sebut Kecelakaan Kereta Mematikan di India Disebabkan Kesalahan Koneksi Sinyal Imbas Perbaikan
- Prajurit Komando Prancis Veteran D-Day Terakhir Meninggal di Usia 100 Tahun, Presiden Macron: Kami Tidak akan Melupakan
- Rusia Klaim Ukraina Serang Moskow dengan Lima Drone, Pengaruhi Rute Penerbangan
Israel juga mengklaim telah menyita senjata milik berbagai kelompok bersenjata di Jenin, ketika penduduk mulai meninggalkan rumah mereka. Mereka mengklaim menemukan tempat penyimpanan bahan peledak bawah tanah, salah satunya disembunyikan di sebuah terowongan di bawah masjid.
Akibat operasi militer tersebut, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah mengevakuasi 500 keluarga dari Jenin yang dihuni sekitar 14.000 orang atau sekitar 3.000 orang.
Beberapa jam setelah pasukan mulai ditarik, militan Palestina di Jalur Gaza menembakkan lima roket ke Israel, kata militer. Roket-roket itu dicegat dan tidak ada laporan langsung tentang korban.