DKI Minta Pusat Tambah Kapasitas Perawatan COVID-19 di Bodetabek, Apa Alasannya?
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku telah menghubungi Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi (KCP-PEN) Airlangga Hartato untuk menambah kapasitas perawatan COVID-19 di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).
"Mudah-mudahan pemerintah pusat akan membantu meningkatkan kapasitas kemampuan dari daerah-daerah di luar Jakarta, apakah rumah sakitnya, tenaga kesehatannya, tempat tidur isolasi, maupun ICU-nya," kata Riza ditemui di Jakarta Utara, Rabu, 27 Januari.
Ada pun alasan dari permintaan penambahan okupansi perawatan COVID-19 di daerah penyangga karena saat ini keterpakaian tempat tidur perawatan khusus COVID-19 DKI melewati batas kekhawatiran yakni mencapai 86 persen.
Tingginya keterpakaian tempat tidur disebabkan karena ada 30 persen pasien terkonfirmasi positif dari luar Jakarta yang menjalani isolasi maupun dirawat di ICU milik DKI.
Jika okupansi tempat tidur isolasi dan ICU COVID-19 di luar daerah bisa ditambah, jumlah pasien non-DKI yang dirawat di Jakarta bisa berkurang. Sehingga, keterpakaian perawatan COVID-19 di Ibu Kota bisa berkurang menjadi 55 sampai 60 persen.
"Dengan dukungan dari pemerintah pusat yang akan membantu daerah Bodetabek, maka okupansi di DKI semakin menurun. Itu yang kami harapkan, insyaallah ini bisa segera diwujudkan ke depan," jelas dia.
Baca juga:
Riza menegaskan pihaknya tengah berupaya meningkatkan fasilitas kesehatan untuk menangani pasien COVID-19, termasuk ketersediaan tenaga kesehatan yang merawatnya.
"Kita upayakan rumah sakit rujukan ditingkatkan sampai 40, bahkan 50 persen lagi. Rumah sakit yang belum menjadi RS rujukan, kami minta, sudah mulai proses menjadi RS rujukan," tutur Riza.
Kemudian, saat ini DKI juga tengah meminta kepada Kementerian Pariwisata untuk bisa menambah fasilitas hotel sebagai tempat isolasi mandiri pasien COVID-19 secara gratis.