UNESCO Sebut Indonesia Jadi Negara Percontohan Peningkatan Keterampilan Masyarakat
BALI - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyebut, Indonesia menjadi salah satu negara percontohan untuk peningkatan keterampilan masyarakat lewat Program Kartu Prakerja yang telah diluncurkan sejak 2020 silam.
"Indonesia adalah pilihan yang sangat baik untuk konferensi Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) karena menjadi contoh bagaimana mempromosikan pembelajaran inklusif untuk semua," kata Chair of the Governing Board UNESCO Institute for Lifelong Learning (ILCC) Daniel Baril di Bali, Senin, 3 Juli.
Baril menyebut, program Kartu Prakerja pemerintah Indonesia telah memberikan kesempatan pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan kepada 17 juta orang, serta membawa banyak orang yang sebelumnya menganggur untuk bekerja.
"Ini benar-benar contoh yang bagus," ujarnya.
Dia menilai, program Prakerja yang telah diluncurkan Indonesia sesuai dengan semangat membangun budaya pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), sehingga sangat penting untuk memberikan kontribusi yang berarti dalam membentuk masyarakat suatu negara dan menjalani kehidupan yang memuaskan.
"Membangun budaya pembelajaran sepanjang hayat tidak hanya mengakui hak dasar ini, tetapi juga melengkapi diri kami secara kolektif dan individu untuk menjalani transisi penting di zaman kami," ucap dia.
Dikatakan Baril, dengan diadopsinya Kerangka Aksi Marrakech dalam Konferensi Internasional Pendidikan Orang Dewasa Ketujuh (CONFINTEA VII) di Marrakech pada 2022, lebih dari 140 Negara Anggota UNESCO berkomitmen untuk menyelaraskan visi dan hak untuk belajar sepanjang hayat menjadi kenyataan.
"Negara-negara Anggota UNESCO membuat janji yang kuat di berbagai acara, termasuk Konferensi Dunia tentang Perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini di Tashkent, Konferensi Dunia tentang Pendidikan Tinggi di Barcelona, dan yang paling penting Transforming Education Summit di New York," tuturnya.
Baca juga:
Dengan diselenggarakannya konferensi internasional ILCC, lanjut Baril, ini telah menunjukkan tekad bersama untuk memprioritaskan dan mengubah pendidikan di semua tahap kehidupan, menggarisbawahi pengakuan global akan pentingnya pendidikan dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan dan adil.
"Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mewujudkan komitmen menjadi tindakan! Kami hadir di konferensi ini untuk membahas lebih lanjut kebijakan inklusif, didukung oleh pendanaan yang memadai, dan menerapkan program efektif yang memberdayakan individu melalui pembelajaran, terlepas dari latar belakang atau usia mereka," imbuhnya.
Sekadar informasi, acara ILCC sendiri mulai diselenggarakan pada 3-6 Juli di kawasan Nusa Dua, Bali, dan akan diikuti sekitar 300 peserta dari 73 negara anggota.
Acara ini dilaksanakan tanpa menggunakan APBN.